Selasa, 27 Mei 2008

Selamatkan nilai luhur bangsa dari bahaya pornografi

Manisnya apel demokrasi, buah dari reformasi yang sejak sepuluh tahun tahun lalu digulirkan, menimbulkan berbagai macam ekses di masyarakat, baik yang negatif maupun yang positif. Kekhawatiran banyak orang pasca lengsernya presiden Suharto tahun 1998 terhadap kebebasan informasi yang tampil dengan berbagai wajahnya juga terbukti sudah. Dalam masyarakat, euforia reformasi ini ditandai dengan ditabuhnya genderang liberalisasi media; bahwa kebebasan menjadi benar-benar tak terbatas, dan seketika itu juga terdapat penyelinap yang memanfaatkan kesempatan. Dialah ideologi kapitalisme yang berdiri kokoh menyokong industri pornografi yang dengan segala kelicikannya mengemas dengan berbagai label yang memukau, memakai topeng, dengan media sebagai tunggangan. Dengan keuntungan sekitar 7 milyar USD pertahun, mereka dengan sigap akan membelit dengan ganasnya laksana gurita raksasa. Tentakelnya antara lain, media cetak, televisi, internet, handphone, film layar lebar di bioskop maupun yang dicetak di dalam kepingan VCD/DVD.
Saat ini, dalam industri hiburan di Indonesia, film menjadi salah satu primadona masyarakat. Sederhana saja, karena film memiliki kekuatan komunikasi visual, yang secara alami merupakan media penyampai pesan yang luar biasa kuat terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam film bersangkutan. Sejatinya, film-film tersebut (terutama film Indonesia) haruslah menyampaikan pesan nilai-nilai positif dalam membangun kehidupan masyarakat demi tercapainya peradaban manusia yang lebih tinggi. Nilai-nilai luhur bangsa, prinsip dan filosofi hidup dalam masyarakat yang beradab haruslah menjadi referensi utama dalam setiap pembuatan film. Tidak hanya itu, film juga kemudian harus menjadi sarana edukasi bagi setiap penontonnya. Sehingga, dapat dipastikan, setiap hal yang di-‘kampanye’kan dalam film, akan masuk kedalam memori penonton dan menjadi dasar dalam pembentukan perilaku masyarakat yang menontonnya.

pemimpin = buah simalakama???

Dalam sela-sela obrolan santai keluarga antara ayah dan anak yang mengomentari berita di TV.
Ayah: iya sih… memang sekarang keadaan serba susah
Anak: tapi beliau kmrn ngmg terkesan solusi pemerintah jalan terbaik SATU2nya kasian aja pemerintah kok mikirnya sempit ;))
Ayah: ada yang bilang ini buah simalakama..
Ayah: yang skrg sebenarnya harus benar-2 dipikirkan adalah Energi alternatif
Ayah: supaya kita selalu bergantung BBM
Anak: lagipula pemerintah blm berusaha kuat utk mentriger itu ;))
Anak: fokus utama malah ke BLT yg notabene pemerintah akui bukan jadi solusi
Ayah: pemerintah cuma selalu mau berusaha
Ayah: tapi tidak tindak lanjut
Anak: pemerintah krg visioner
Ayah: setuju, bukan kurang tapi tidak punya visioner
Ayah: tidak punya konsep
Ayah: tidak punya konsep secara jangka panjang.
Ayah: hanya mau mengatasi jangka pendek dan sangat insidentil
Ayah: iya,,,
Dikutip dari tulisan “Beban berat sebagai konsekuensi status” di buku LaTahzan. Di buku tersebut disebuat bahwa di antara tuntutan kehidupan dunia yang melelahkan adalah kedudukan. Seorang salih pernah berkata kepada anaknya, ‘Janganlah Anda menjadi kepala (pemimpin) sebab kepala banyak menahan rasa nyeri’ Maksudnya dari ucapan tersebut bahwa jangan terlalu senang menonjolkan diri dan ingin menjadi pemimpin. Sebab kritikan, umpatan, pelecehan, dan serangan itu sasarannya tak lain hanyalah orang-orang yang berada di barisan paling depan”
Jadi, apakah menjadi pemimpin seperti makan buah simalakama???

No need to say goodbye

I’ll come back
When you call me
No need to say goodbye
You’ll come back
When it’s over
No need to say good bye

Berawal dari mimpi

“Kenapa kamu lama banget jalannya, dari tadi menghayal terus entar kejeduk loh” tiba-tiba sarah mengagetkanku. Dia menemani langkahku dengan berjalan disampingku.

“oh gak, bukan apa-apa, hanya merasa aneh dengan orang itu“, sambil meneruskan langkah, khayalanku kembali pada suatu situasi yang pernah kualami 4 tahun yang lalu.

“loh kenapa dengannya, mmm bukannya kamu suka yah“, lagi-lagi sarah mengganggu kenyamananku dengan mengatakan kalimat yang tidak siap kutanggapi.

“mmm, yah,,, gimana yah aneh aja dia menjelaskan contoh seperti itu di forum tadi, kayaknya sih tidak berhubungan banget dengan inti apa yang disampaikannya apalagi ini forum yang cukup serius“

“hoo,,, bilang aja kamu kegeeran kok mukamu merah gitu“
*ah dasar sarah suka melebih-lebihkan*

“hah, apaan sih, aku hanya merasa aneh dengan kalimatnya itu saja kok“
*tidak kusampaikan alasan sejujurnya kenapa aku merasa aneh dengan ucapan orang yang belakangan ini sering mengganggu pikiranku*

“iya sih, sangat tidak berhubungan tapi tentunya itu menggembirakanmu kan…“

“sok tau kamu“
*yah, entah aku harus gembira atau tidak namun yang terpenting bahwa aku tiba-tiba teringat saat pernah merasa sangat terpuruk dan berdoa, ya Allah apakah kalimat itu menunjukkan jawaban doaku, ah aku tidak ingin berharap*

“oi, masih menghayal aja, kita udah sampai nih di gerbang, kamu mau kemana?“

“ya pulang lah“

“tuh sana kamu udah ditungguin ma pak supir kesayangan“

“jayuz ah kamu, makasih yah, Assalamualaikum…“

“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, daripada kamu mimpi aja terus… hehehe“

*lihat saja sarah ini bukan mimpi, sudah jelas semuanya nyata baik doaku 4 tahun lalu dan kalimatnya hari ini*

……………………………………………..

Cara Mendaftar blog pada search engine

Banyak cara yang bisa kita lakukan agar blog kita bisa dikenal dan di kunjungi, antara lain adalah dengan rajinnya kita blogwalking atau berkunjung ke blog milik orang lain, mendaftarkan ke berbagai agregator, dan yang paling efektif adalah melalui search engine atau mesin pencari.

Bagi blogger pemula mungkin berangggapan bahwa apabila kita membuat website atau blog akan secara otomatis terindeks atau berada pada list berbagai search engine, dan kenyataannya tidaklah demikian. Seperti halnya sebuah sekolah, agar nama kita terdaftar pada buku daftar siswa, tentunya kita harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu ke sekolah tersebut. Sama halnya dengan mesin pencari, agar blog kita terindeks pada mesin pencari, maka kita harus terlebih dahulu mendaftarkan blog milik kita pada situs pemilik mesin pencari.

Mesin pencari tentu jumlahnya sangat banyak sekali, dan pada saat ini yang paling terkenal di dunia adalah Google, Yahoo, serta Msn. Apabila blog kita ingin terindeks pada mesin pencari mereka, maka kewajiban kita adalah mendaftarkan URL blog kita pada mesin pencari mereka. Bila ada yang belum tahu ke manakah harus mendaftarkan blognya, maka silahkan simak tulisan berikut :
*Daftar GoogleUntuk mendaftar ke google, silahkan sobat kunjungi http://www.google.com/addurl/, nah apabila sudah berada pada halaman pendaftaran ada beberapa langkah yang harus di lakukan, yaitu mengisi form yang di sediakan :
*URL –> Isi dengan URL blog sobat.
* Comments –> Isi dengan keyword atau kata kunci yang berhubungan dengan blog sobat
* Isi kotak kosong dengan huruf Verifikasi yang tersedia
* Klik tombol Add URL
* Selesai.Setelah sobat melakukan pendaftaran ke Google, maka tidak serta merta blog sobat terindeks pada mesin pencari nya, akan tetapi memerlukan 3 sampai 4 minggu baru blog sobat bisa terindeks. Jika sudah 3 sampai 4 minggu, maka cobalah ketik alamat blog sobat pada mesin pencari google, apakah sudah terindeks atau belum? jika belum, coba tunggu beberapa minggu lagi, dan tuliskan kembali alamat blog sobat, Jika ternyata masih belum juga, coba deh daftarin lagi blog nya ke google seperti langkah di atas. Atau mungkin sobat tidak sabar ingin cepat terindeks, sebenarnya bisa saja ini terjadi, hanya dalam 3 atau 4 hari saja blog sobat sudah bisa terindeks di google. Ingin tahu caranya? simak saja postingan berikutnya ya, mungkin satu dua hari ke depan artikelnya selesai saya buat.
* Daftar Yahoo!Untuk mendaftar ke yahoo! silahkan sobat kunjungi https://siteexplorer.search.yahoo.com/submit. Akan tetapi untuk mendaftar ke yahoo, sobat harus terlebih dahulu mempunyai account yahoo, karena di perlukan log in terlebih dahulu ke account yahoo. Bagi yang belum punya account yahoo (email di yahoo) silahkan bikin dulu, bagi yang sudah punya, sobat tinggal login dengan username serta password sobat. Apabila sudah login, nanti sudah tersedia kolom untuk di isi, silahkan isi kolom tersebut dengan URL sobat, kemudian klik tombol Add URL, selesai. Jika ingin memasukan alamat feed sekalian, sobat bisa memasukannya. Ingat, alamat feed di blogger hanya tinggal menambahkan atom.xml di belakang uRL blog sobat, contoh : untuk blog saya ini mempunyai alamat feed sebagai berikut :

http://kolom-tutorial.blogspot.com/atom.xml

atau memakai www pun sama saja :

http://www.kolom-tutorial.blogspot.com/atom.xml
* Daftar ke MsnUntuk daftar ke Msn, silahkan sobat kunjungi http://search.msn.com/docs/submit.aspx?FORM=WSDD2 silahkan sobat isi huruf verifikasi dan URL sobat pada kotak yang tersedia, kemudian klik tombol Submit URL, selesai.

Jumat, 23 Mei 2008

Komunikasi Organisasi

Pengertian Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jarngan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.
Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal
Dalam teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar yang dijadikan pedoman:
1. Teori tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-jaringan formal untuk mencapai tujuannya.
2. Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk melalui interaksi antar individu.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Organisasi dan komunikasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
• Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi..
• Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
• Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.
• Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.
Griffin (2003) dalam A First Look at Communication Theory, membahas komunikasi organisasi mengikuti teori management klasik, yang menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi.
Selanjutnya, Griffin menyadur tiga pendekatan untuk membahas model-model komunikasi organisasi. Ketiga pendekatan itu adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan sistem. Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) menganggap struktur hirarkhi, garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar merupakan mungsuh dari inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk mempertahankan hidup. Pengorganisasian merupakan proses memahami informasi yang samar-samar melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan (free-flowing) dan komunikasi interaktif. Untuk itu, ketika dihadapkan pada situasi yang mengacaukan, manajer harus bertumpu pada komunikasi dari pada aturan-aturan.
2. Pendekatan budaya. Asumsi interaksi simbolik mengatakan bahwa manusia bertindak tentang sesuatu berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki tentang sesuatu itu. Mendapat dorongan besar dari antropolog Clifford Geertz, ahli teori dan ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik adalah ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu organisasi merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya lainnya.
3. Pendekatan kritik. Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek lainnya dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme.

Model-model Organisasi
1. Model Klasik
Pandangan model klasik mengenai organisasi berdasarkan asumsi sebagai berikut :
 Organisasi ada terutama untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
 Bagi suatu organisasi, ada struktur yang tepat bagi tujuan, lingkungan, teknologi dan partisipannya.
 Pekerjaan organisasi paling efektif bila ada tantangan lingkungan dan kepentingan pribadi terhalang oleh norma-norma rasionalitas.
 Spesialisasi akan meningkatkan taraf keahlian dan performan individu.
Koordinasi dan control paling baik melalui praktek otoritas dan aturan-aturan yang tidak bersifat pribadi.
 Struktur dapat dirancang secara sistematis dan dapat dilaksanakan.
 Masalah-masalah organisasi biasanya merefleksikan struktur yang tidak tepat, dan dapat diselesaikan melalui perancangan dan pengorganisasian kembali ( Bolman, 1988 )
Ada empat Unsur kunci model klasik:
 Pembagian kerja, adalah bagaimana organisasi membagi sejumlah pekerjaan terhadap tenaga kerja yang ada dalam organisasi.
 Hierarki proses fungsional, adalah setiap organisasi terdapat adanya tingkatan karyawan menurut fungsinya atau pekerjaan yang khusus dalam organisasi.
 Struktur, adalah jalinan hubungan dan peranan dalam organisasi. (Lini dan Staf)
 Pengawasan yang ketat, pada organisasi yang tinggi strukturnya menghendaki banyak saluran komunikasi dalam melakukan pengawasan. Sedangkan pada organisasi yang strukturnya mendatar tidak banyak diperlukan saluran komunikasi.
2. Model Hubungan Manusiawi ( Elton Mayo )
Mayo dan kawan-kawan mengemukakan bahwa suatu kelompok memiliki kehidupannya sendiri lengkap dengan segala adat kebiasaan, norma dan kontak sosial yang efektif atas anggotanya, implikasinya dalam organisasi adalah struktur informal hubungan sosial selalu ada dibalik struktur organisasi formal dan banyak fenomena yang tidak dapat dijelaskan dengan dalil apapun.
3. Model Fusi ( Bakko Argyris )
Bakko menyarankan suatu proses fusi. Bakko berpendapat bahwa pada tahap tertentu organisasi mempengaruhi individu dan pada saat yang sama individu mempengaruhi organisasi. Hasilnya dalam organisasi dipersonalkan dan setiap individu/pegawai dan individi-individu disosialisasikan oleh organisasi. Argyris berpendapat kadang-kadang organisasi memiliki tujuan yang berlawanan dengan organisasi tersebut (biasanya terjadi dan sangat berhubungan dengan kematangan individu). Para pegawai mengalami frustasi akibat ketidaksuksesan ini dan akhirnya keluar atau tetap tinggal dengan sikap acuh/apatis dan biasanya mereka tidak akan berharap banyak dari apa yang dikerjakannya.
4. Model Peniti Penyambung ( Likert )
Konsep ini berhubungan dengan kelompok-kelompok dalam organisasi yang saling tumpang tindih munculnya konsep supervisory ada disini dan penyedia atau supervisor berfungsi sebagai peniti penyambung. Struktur ini menunjukan hubungan antar kelompok daripada hubungan antar pribadi. Organisasi yang menganut konsep ini menggalakan orientasi ke atas daripada ke bawah. Komunikasi, pengaruh pengawasan dan pencapaian tujuan diarahkan ke atas organisasi. Proses kelompok dalam organisasi semacam ini sangatlah penting karena semua kelompok harus sama efektif karena organisasi tidak dapat menjadi kuat jika kelompok-kelompok tersebut lemah. Pada penelitiannya Likert menyatakan bahwa gaya manajemen dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:


Sistem 1
• Manajemen tidak memiliki kepercayaan terhadap bawahan dan bawahan tidak memiliki kewenangan untuk mendiskusikan pekerjaannya dengan atasan. Iklim yang diakibatkan dari konsep ini adalah ketakutan, ancaman, hukuman.
• Komunikasi lebih dari atas ke bawah.
• Hasilnya: organisasi informal dalam perusahaan yang bertujuan berbeda dengan tujuan perusahaan.
Sistem 2
• Manajemen berkenan untuk percaya pada bawahan seperti halnya hubungan majikan dan budak.
• Keputusan ada diatas tetapi ada sedikit kesempatan bagi bawahan untuk turut memberikan masukan atas keputusan itu.
• Kekuasaan dan control ada diatas.
• Informasi organisasi ada tetapi tidak berbeda jauh dengan harapan/tujuan organisasi atau atasan.
Sistem 3
• Manajer mulai membuka diri terhadap bawahan tetapi tidak terlalu percaya.
• Bawahan boleh bebas berhubungan/ diskusi dengan atasan dan sudah mulai ada hubungan/interaksi antara atasan dan bawahan.
• Aliran komunikasi baik dari atas ke bawah dan sebaliknya.
• Kebijakan umum dibuat oleh atasan tetapi kebijakan yang lebih khusus diserahkan kepada bawahan/tingkat dibawahnya.
• Organisasi informal ada tetapi bersifat sama sekaligus bertentangan atau menolak manajemen.
Sistem 4
• Mirip dengan teori Y.
• Manajemen sepenuhnya percaya pada bawahan.
• Semua diberi kesempatan untuk membuat keputusan. Alur informasi ke atas, ke bawah dan menyilang.
• Komunikasi ke bawah pada umumnya diterima jika tidak dapat dipastikan dan diperbolehkan ada diskusi antara karyawan dan manajer.
• Interaksi dalam sistem terbangun.
• Komunikasi ke atas pada umumnya akurat dan manajer menanggapinya dengan tulus atas feedback tersebut.
• Motivasi kerja dikembangkan dengan partisipasi yang kuat dalam pengambilan keputusan, penetapan Goal setting dan penilaian.
• Pada umumnya organisasi informal dan formal identik dengan integritas antara karyawan dan manajer terwujud nyata/baik.
Menurut Likert sistem yang ke 4 berpengaruh terhadap meningkatnya produktifitas dan sistem 1 menunjukan produktifitas rendah. Menurut penelitian, beberapa manajer lebih suka menggunakan sistem ke 4 tetapi perusahaan dimana mereka bekerja lebih suka jika para manajer menggunakan yang pertama.

PERSEPSI DAN KONSEP DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI
Persepsi mengenai komunikasi organisasi perlu diketahui sebagai dasar untuk memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi. Tampaknya para ahli belumlah mempunyai persepsi yang sama mengenai komunikasi organisasi. Berbagai macam persepsi mereka antara lain sebagai berikut :
1. Persepsi Redding dan Sanborn Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk bidang ini adalah :
• Komunikasi internal
• Hubungan persatuan pengelola
• Komunikasi downward (komunikasi dari atasan kepada bawahan)
• Komunikasi upward (komunikasi dari bawahan kepada atasan)
• Komunikasi horizontal (komunikasi dari orang-orang yang sama tingkatnya dalam organisasi)
• keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan evaluasi program.
2. Persepsi Katz dan Kahn Komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam organisasi.
3. Persepsi Zelko dan Dance Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
4. Persepsi Thayer Dia memperkenalkan tiga sistem komunikasi dalam organisasi yaitu :
• berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi;
• berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah, aturan dan petunjuk;
• berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi (hubungan dengan personal dan masyarakat, pembuat iklan dan latihan)
5. Persepsi Greenbaunm Bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi serta masalah menggiatkan aktivitas.
Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi, tapi ada beberapa hal yang dapat disimpulkan :
• Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.
• Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
• Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilannya.



Definisi dan konsep kunci komunikasi organisasi
Dari definisi yang telah dipaparkan diatas dapat diungkapkan bahwa terdapat tujuh konsep kunci yaitu :
 Proses Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus tanpa henti maka dikatakan sebagai suatu proses.
 Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, obyek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari pertukaran pesan dalam seluruh organisasi.
 Jaringan Organisasi terdiri dari satu seri orang yang masing-masing menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Pertukaran pesan dari orang-orang tersebut melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi.
 Keadaan saling tergantung Keadaan saling tergantung antara satu bagaian dengan bagian lainnya telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka.
 Hubungan Karena organisasi merupakan sistem kehidupan sosial, maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang menfokuskan kepada tingkahlaku komunikasi dari orang yang terlibat dalam satu hubungan perlu dipelajari.
 Lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.
 Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar pesan di antara anggota, penelitian, pengembangan organisasi dan menghadapi tugas-tugas yang kompleks dengan integritas yang tinggi.

Pendekatan komunikasi organisas
Untuk melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan, yaitu :
Pendekatan Makro Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi, organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti :
 Meproses informasi dan lingkungan
 Mengadakan identifikasi
 Melakukan intergrasi dengan organisasi lain
 Menentukan tujuan organisasi

Pendekatan Mikro Pendekatan ini terutama menfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan sub-unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota kelompok seperti :
 Komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan
 Komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok
 Komunikasi untuk menjaga iklim organisasi
 Komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan
 Komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi

Pendekatan individual berpusat pada tingkahlaku komunikasi individual dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada dua pendekatan sebelumnya diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainnya. Ada beberapa bentuk komunikasi individual :
 Berbicara pada kelompok kerja
 Menghadiri dan berinteraksi dalam rapat-rapat
 Menulis dan mengonsep surat
 Berdebat untuk suatu usulan
KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.




















DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung : Penerbitan PT. Citra Aditya Bakti
Kusunastuti,Frida. 2001. Komunikasi Organisasi . Jakarta : Ghalia Indonesia
Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara
Sendjaja, 1994, Teori-Teori Komunikasi, Universitas Terbuka

10 Tahun Reformasi Belum Ada Perubahan

Menyikapi 10 tahun begulir reformasi di Indonesia, sejumlah kalangan di Kota Langsa menilai, belum ada perubahan signifikan yang terjadi, sehingga Human Development Indeks masih dikisaran 111 dari 172 negara di dunia pada tahun 2002-2003

Aliansi LSM Aceh Timur Raya, terdiri dari LBH Banda Aceh Pos Langsa, Yayasan Sheep Indonesia, FPRM, PB - HAM, LaPAK, FPL, LBH APIK ACEH, BEM STIM PASE, CSC, PAS dan MASKOT menilai, Bangsa Indonesia masih terjebak pada sikap permisif, terhadap kejahatan publik dan etos kerja yang rendah.

Sugiono,35, dari LBH Banda Aceh Pos Langsa menyebutkan, hingga kini tidak banyak terjadi perubahan karena ada sebuah warisan sistem orde baru yang dianggap sangat berbahaya dan masih mondominasi sistem pemerintahan saat ini.

“Karena hari ini memang persoalannya masih sama dengan persoalan dimasa rezim orde baru berkuasa, dimana kebijakan yang diputuskan atau kebijakan yang dikeluarkan eksekutif dan legeslatif belum sepenuhnya berpihak kepada masyarakat akar rumput, masih terkesan kebijakannya ini pesanan-pesanan dari pemilik modal atau pengusaha dan kepentingan-kepentingan globalisme.”ujarnya disekretariatan LBH Banda Aceh Pos Langsa, Jl. Langgar No.38, Kp.Blang seunibong Langsa Kota, Kamis (22/3)

Menurut Sugiono, untuk membangun bangsa yang kokoh, harus dimulai dari kejujuran dan ketulusan dalam mengevaluasi diri, yang selanjutnya, dapat mendorong tumbuhnya prakarsa guna melakukan perubahan, dengan kerja keras dan semangat kebersamaan.

bentuk refleksi

Dalam release press yang dilayangkan Aliansi LSM Aceh Timur Raya tertuang berbagai pendangan tentang permasalahan yang dianggap masih perlu penanganan serius dan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi seluruh Bangsa Indonesia.Pada bidang pendidikan Aliansi ini berpendapat paradigma pendidikan yang dominan di Indonesia adalah konservatif dan liberal. Paradigma pendidikan kritis belum menjadi mainstream. UAN sebagai satu-satunya standart kelulusan sangat tidak adil karena akses dan kualitas layanan pendidikan belum merata, pada sector tenaga pendidikan dirasakan masih sangat kurang, selain pendidikan dinilai belum pro rakyat dan masih pro pasar

Pada bidang penegakan hukum dan HAM Aliansi berpandangan pendidikan hukum kritis masih kurang sehingga rakyat sering dikorbankan karena ketidaktahuannya, Aliansi ini mengambil contoh pada kasus kasus sengketa tanah struktural yang belum terselesaikan, sehingga rakyat kehilangan kedaulatan atas tanahnya selain kasus pelanggaran HAM berat di Aceh yang belum terselesaikan juga hingga kini, bahkan pembentukan KKR dianggap telah kehilangan payung konstitusinya

Di bidang kesehatan dirasakan akses kesehatan kelompok masyarakat miskin dan terpencil masih sulit, mahalnya biaya kesehatan, kesejahteraan tenaga kesehatan masih sangat minim sehingga berimbas pada etos kerja yang rendah, sedangkan proses pemberdayaan masyarakat untuk pola hidup bersih dan sehat dianggap masih kurang. Anggaran kesehatan sangat minim juga menjadi sorotan dan waktu realisasinya sangat lambat dalam penanganan berbagai macam kasus kesehatan, selain potensi obat tradisional dan tenaga kesehatan tradisional kurang dioptimalkan.

Sorotan Aliansi LSM Aceh Timur Raya juga tidak lepas dari permasalahan Ekonomi dan perlindungan perempuan dan anak dimana pertumbuhan ekonomi di Aceh dirasakan masih rendah meski ada intervensi dari BRR, BRA maupun bantuan pemberdayaan ekonomi dari lembaga kemanusiaan asing, kebijakan ekonomi di Aceh masih pro pemodal besar, belum pro rakyat, sedangkan rencana kenaikan BBM akan menambah derita rakyat miskin karena efek karambolnya. Kelompok menengah ke atas akan mengalihkan beban kenaikan BBM kepada kelompok masyarakat miskin melalui mekanisme bisnis barang dan jasa.

Di mata Aliansi LSM Aceh Timur Raya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan masih tinggi di Aceh. Anak dan perempuan tidak melawan karena alasan ketergantungan ekonomi dan kejiwaan serta dianggap sebagai aib keluarga. korban kekerasan akan menjadi pelaku kekerasan berikutnya dan beban ganda perempuan (domestik dan ekonomi) adalah praktek ketidakadilan.

rekomendasi

Dari hasil pertemuan LSM-lsm ini yang kemudian membentuk Aliansi LSM Aceh Timur Raya tercetus sebuah rekomendasi sebagai upaya mewujudkan cita-cita reformasi 1998, dimana pertama dalam penegakan Hukum dan HAM dianggap perlu membentuk KKR di Aceh, dan menyelesaikan masalah konflik pertanahan struktural, juga dipandang perlu membagikan tanah untuk rakyat miskin serta wujudkan kebebasan berpendapat, berserikat dan berkumpul.

Kedua pada Pendidikan :pendidikan harus gratis dan berkualitas, akses pendidikan untuk masyarakat terpencil harus terbuka selebar-lebarnya, tolak Ujian Nasional (UN) sebagai satu-satunya standar kelulusan dan tingkatkan kesejahteraan dan profesionalisme tenaga pendidik.

Ketiga ekonomi : Tolak kenaikan harga BBM, turunkan harga-harga kebutuhan pokok dan ciptakan ekonomi pro-rakyat.

Keempat sektor kesehatan : aliansi meminta membuka akses kesehatan untuk masyarakat terpencil, wujudkan pelayanan kesehatan gratis dan berkualitas, pedayakan Askeskin tepat sasaran, Tingkatkan kesejahteraan dan kinerja tenaga kesehatan dan tingkatkan anggaran bagi kesehatan

Kelima bidang perlindungan perempuan dan anak, aliansi merekomendasikan penghentian perdagangan manusia dan eksploitasi anak dan tindak tegas pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Dan ke enam rekomendasi terhadap Kebijakan Pemerintah dimana perlu adanya Transparansi anggaran ke publik, dan permudah akses untuk mendapatkan informasi tentang anggaran dan kebijakan serta melibatkan masyarakat dalam pengambilan kebijakan.

Sistem komunikasi Indonesia

PENDAHULUAN
A. Pengertian Media Tradisional
Dongeng adalah salah satu media tradisional yang pernah popular di Indonesia. Pada masa silam, kesempatan untuk mendengarkan dongeng tersebut selalu ada, karena merupakan bagian dari kebudayaan lisan di Indonesia. Bagi para ibu mendongeng merupakan cara berkomunikasi dengan putra-putri mereka, terutama untuk menanamkan nilai-nilai sosial, yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Di berbagai daerah di Indonesia, media komunikasi tradisional tampil dalam berbagai bentuk dan sifat, sejalan dengan variasi kebudayaan yang ada di daerah-daerah itu. Misalnya, tudung sipulung (duduk bersama), ma’bulo sibatang (kumpul bersama dalam sebuah pondok bambu) di Sulawesi Selatan (Abdul Muis, 1984) dan selapanan (peringatan pada hari ke-35 kelahiran) di Jawa Tengah, boleh dikemukan sebagai beberapa contoh media tradisional di kedua daerah ini.
Di samping itu, boleh juga ditunjukkan sebuah instrumen tradisional seperti kentongan yang masih banyak digunakan di Jawa. Instrumen ini dapat digunakan untuk mengkomunikasikan pesan-pesan yang mengandung makna yang berbeda, seperti adanya kematian, kecelakaan, kebakaran, pencurian dan sebagainya, kepada seluruh warga masyarakat desa, jika ia dibunyikan dengan irama-irama tertentu.







BAB II
PEMBAHASAN

Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat. Dalam pengertian yang lebih sempit, media ini sering juga disebut sebagai kesenian rakyat. Dalam hubungan ini Coseteng dan Nemenzo (dalam Jahi, 1988) mendefinisikan media tradisional sebagai bentuk-bentuk verbal, gerakan, lisan dan visual yang dikenal atau diakrabi rakyat, diterima oleh mereka, dan diperdengarkan atau dipertunjukkan oleh dan/atau untuk mereka dengan maksud menghibur, memaklumkan, menjelaskan, mengajar, dan mendidik.
Sejalan dengan definisi ini, maka media rakyat tampil dalam bentuk nyayian rakyat, tarian rakyat, musik instrumental rakyat, drama rakyat, pidato rakyat- yaitu semua kesenian rakyat apakah berupa produk sastra, visual ataupun pertunjukkan- yang diteruskan dari generasi ke generasi (Clavel dalam Jahi, 1988).
Ragam Media Tradisional
Nurudin (2004) mengatakan bahwa membicarakan media tradisional tidak bisa dipisahkan dari seni tradisional, yakni suatu bentuk kesenian yang digali dari cerita-cerita rakyat dengan memakai media tradisional. Media tradisional sering disebut sebagai bentuk folklor. Bentuk-bentuk folklor tersebut antara lain:
a. Cerita prosa rakyat (mite, legenda, dongeng);
b. Ungkapan rakyat (peribahasa, pemeo, pepatah);
c. Puisi rakyat;
d. Nyayian rakyat;
e. Teater rakyat;
f. Gerak isyarat (memicingkan mata tanda cinta);
g. Alat pengingat (mengirim sisrih berarti meminang); dan
h. Alat bunyi-bunyian (kentongan, gong, bedug dan lain-lain).
Ditinjau dari aktualitasinya, ada seni tradisional seperti wayang purwa, wayang golek, ludruk, kethoprak, dan sebagainya. Saat ini media tradisional telah mengalami transformasi dengan media massa modern. Dengan kata lain, ia tidak lagi dimunculkan secara apa adanya, melainkan sudah masuk ke media televisi (transformasi) dengan segala penyesuaiannya. Misal acara seni tradisional wayang kulit yang disiarkan oleh oleh suatu televisi swasta.
Fungsi Media Tradisional
William Boscon (dalam Nurudin, 2004) mengemukakan fungsi-fungsi pokok folklor sebagai media tradisional adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sistem proyeksi. Folklor menjadi proyeksi angan-angan atau impian rakyat jelata, atau sebagai alat pemuasan impian (wish fulfilment) masyarakat yang termanifestasikan dalam bentuk stereotipe dongeng. Contohnya adalah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih, cerita ini hanya rekaan tentang angan-angan seorang gadis desa yang jujur, lugu, menerima apa adanya meskipun diperlakukan buruk oleh saudara dan ibu tirinya, namun pada akhirnya berhasil menikah dengan seorang raja, cerita ini mendidik masyarakat bahwa jika orang itu jujur, baik pada orang lain dan sabar akan mendapat imbalan yang layak.
2. Sebagai penguat adat. Cerita Nyi Roro Kidul di daerah Yogyakarta dapat menguatkan adat (bahkan kekuasaan) raja Mataram. Seseorang harus dihormati karena mempunyai kekuatan luar biasa yang ditunjukkan dari kemapuannya memperistri ”makhluk halus”. Rakyat tidak boleh menentang raja, sebaliknya rasa hormat rakyat pada pemimpinnya harus dipelihara. Cerita ini masih diyakini masyarakat, terlihat ketika masyarakat terlibat upacara labuhan (sesaji kepada makhluk halus) di Pantai Parang Kusumo.
3. Sebagai alat pendidik. Contohnya adalah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih, cerita ini mendidik masyarakat bahwa jika orang itu jujur, baik pada orang lain dan sabar akan mendapat imbalan yang layak.
4. Sebagai alat paksaan dan pengendalian sosial agar norma-norma masyarakat dipatuhi. Cerita ”katak yang congkak” dapat dimaknai sebai alat pemaksa dan pengendalian sosial terhadap norma dan nilai masyarakat. Cerita ini menyindir kepada orang yang banyak bicara namun sedikit kerja.
Sifat kerakyatan bentuk kesenian ini menunjukkan bahwa ia berakar pada kebudayaan rakyat yang hidup di lingkungannya. Pertunjukkan-pertunjukkan semacam ini biasanya sangat komunikatif, sehingga mudah dipahami oleh masyarakat pedesaan. Dalam penyajiannya, pertunjukkan iniini biasanya diiringi oleh musik daerah setempat (Direktorat Penerangan Rakyat, dalam Jahi, 1988).
Ranganath (1976), menuturkan bahwa media tradisional itu akrab dengan massa khalayak, kaya akan variasi, dengan segera tersedia, dan biayanya rendah. Ia disenangi baik pria ataupun wanita dari berbagai kelompok umur. Secara tradisional media ini dikenal sebagai pembawa tema. Disamping itu, ia memiliki potensi yang besar bagi komunikasi persuasif, komunikasi tatap muka, dan umpan balik yang segera. Ranganath juga memepercayai bahwa media tradisional dapat membawa pesan-pesan modern.
Eapen (dalam Jahi, 1988) menyatakan bahwa media ini secara komparatif murah. Ia tidak perlu diimpor, karena milik komunitas. Di samping itu, media ini tidak akan menimbulkan ancaman kolonialisme kebudayaan dan dominasi ideologi asing. Terlebih lagi, kredibilitas lebih besar karana ia mempertunjukkan kebolehan orang-orang setempat dan membawa pesan-pesan lokal, yang tidak berasal dari pemerintah pusat. Media rakyat ini bersifat egaliter, sehingga dapat menyalurkan pesan-pesan kerakyatan dengan lebih baik daripada surat kabar yang bersifat elit, film, radio, dan televisi yang ada sekarang ini.

Sifat-sifat umum media tradisional ini, antara lain mudah diterima, relevan dengan budaya yang ada, menghibur, menggunakan bahasa lokal, memiliki unsur legitimasi, fleksibel, memiliki kemampuan untuk mengulangi pesan yang dibawanya, komunikasi dua arah, dan sebagainya. Disssanayake (dalam Jahi,1988) menambahkan bahwa media tradisional menggunakan ungkapan-ungkapan dan simbol-simbol yang mudah dipahami oleh rakyat, dan mencapai sebagaian dari populasi yang berada di luar jangkauan pengaruh media massa, dan yang menuntut partisipasi aktif dalam proses komunikasi.
Keberadaan Media Tradisional
Pada masa silam, media tradisional pernah menjadi perangkat komunikasi sosial yang penting. Kini penampilannya dalam masyarakat telah surut. Di Filipina, Coseteng dan Nemenzo (dalam Jahi, 1988) melaporkan bahwa surutnya penampilan media ini antara lain karena:
1. Diperkenalkannya media massa dan media hiburan modern seperti media cetak, bioskop, radio, dan televisi.
2. Penggunaan bahasa Inggris di sekolah-sekolah, yang mengakibatkan berkurangnya penggunaan dan penguasaan bahasa pribumi, khususnya Tagalog.
3. Semakin berkurangnya jumlah orang-orang dari generasi terdahulu yang menaruh minat pada pengembangan media tradisional ini, dan
4. Berubahnya selera generasi muda.
Di Indonesia, situasinya kurang lebih sama. Misalnya, beberapa perkumpulan sandiwara rakyat yang masih hidup di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang biasanya mengadakan pertunjukkan keliling di desa-desa, ternyata kurang mendapat penonton, setelah televisi masuk ke desa. Hal ini, mencerminkan bahwa persaingan media tradisional dan media modern menjadi semakin tidak berimbang, terlebih lagi setelah masyarakat desa mulai mengenal media hiburan modern seperti kaset video.
Pertunjukkan rakyat yang kebanyakan menggunakan bahasa daerah mulai ditinggalkan orang, terutama setelah banyak warga masyarakat menguasai bahasa Indonesia. Di pihak lain, jumlah para seniman yang menciptakan dan memerankan pertunjukkan-pertunjukkan tradisional itupun semakin berkurang. Generasi baru nampaknya kurang berminat untuk melibatkan diri dalam pengembangan pertunjukkan tradisional yang semakin kurang mendapat sambutan khalayak ini.
Surutnya media tradisional ini dicerminkan pula oleh surutnya perhatian para peneliti komunikasi pada media tersebut. Schramm dan Robert (dalam Ragnarath, 1976) melaporkan bahwa antara tahun 1954 dan 1970 lebih banyak hasil penelitian komunikasi yang diterbitkan dari masa sebelumnya. Akan tetapi dalam laporan-laporan penelitian itu tidak terdapat media tradisional. Berkurangnya minat masyarakat pada media tradisional ini ada hubungannya dengan pola pembangunan yang dianut oleh negara dunia ketiga pada waktu itu. Ideologi modernisasi yang populer saat itu, mendorong negara-negara tersebut untuk mengikuti juga pola komunikasi yang dianjurkan. Dalam periode itu kita menyaksikan bahwa tradisi lisan mulai digantikan oleh media yang berdasarkan teknologi. Sebagai akibatnya, komunikasi menjadi linear dan satu arah.
Untuk mempercepat laju pembangunan, banyak negara yang sedang berkembang di dunia ketiga menginvestasikan dana secara besdar-besaran pada pembangunan jaringan televisi, dan akhir-akhirnya pada komunikasi satelit (Wang dan Dissanayake, dalam Jahi, 1988). Mereka lupa bahwa investasi besar pada teknologi komunikasi itu, jika tidak diiringi oleh investasi yang cukup pada perangkat lunaknya, akan menimbulkan masalah serius di kemudian hari. Kekuarangan ini menjadi kenyataan tidak lama setelah mereka mulai mengoperasikan perangkat keras media besar itu. Mereka segera mengalami kekuarangan program yang sesuai dengan dengan situasi dan kebutuhan domestik, dan juga mengalami kesulitan besar dalam pembuatan program-program lokal. Kesulitan ini timbul karena terbatasnya sumber daya manusiawi yang terlatih untuk membuat program-program lokal yang kualitasnya dapat diterima masyarakat dan besarnya biaya produksi.
Situasi ini mengakibatkan negara-negara dunia ketiga itu mengambil jalan pintas dengan jalan mengimpor banyak program berita maupun hiburan dari negara-negara maju. Keluhan yang timbul kemudian ialah bahwa isi program-program tersebut tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan domestik. Kecenderungan ini tentunya sangat berbahaya, karena dapat mengikis kebudayaan asli dan merangsang tumbuhnya konsumerisme yang kurang sesuai dengan perkembang di negeri itu.
Perhatian para peneliti komunikasi pada media tradisional, bangkit kembali setelah menyaksikan kegagalan media massa, dan kegagalan pembangunan di banyak negara dunia ketiga dalam dasawarsa 1960. media tradisonal secara pasti dan mantap mulai dikaji kembali pada dasawarsa 1960 di negara-negara sedang berkembang di Asia dan Afrika. Kemungkinan untuk memanfaatkan media ini secara resmi mulai ditelusuri. UNESCO pada tahun 1972 menyarankan penggunaan media tradisional secara terorganisasikan dan sistematik dapat menumbuhkan motivasi untuk kerja bersama masyarakat. Yang tujuan utamanya tidak hanya bersifat pengembangan sosial dan ekonomi, tetapi juga kultural (Ranganath, 1976)
Kemudian Ranganath (1976) menunjukkan peristiwa-peristiwa internasional yang menaruh perhatian pada pengembangan dan pendayagunaan media tradisional bagi pembangunan. Salah satu di antaranya ialah seminar yang dilaksanakan oleh East West Communication Institute di Hawai, yang menegaskan kembali bahwa strtegi komunikasi modern di negara-negara yang sedang berkembang akan mengalami kerugian besar, jika tidak didukung oleh media tradisional.

Peran Media Tradisional dalam Sistem Komunikasi
Media tradisional mempunyai nilai yang tinggi dalam sitem komunikasi karena memiliki posisi khusus dalam sistem suatu budaya. Kespesifikan tanda-tanda informasi yang dilontarkan dalam pertunjukkan-pertunjukkan tradisional itu maupun konteks kejadian, mengakibatkan orang-orang berasal dari sistem budaya lain sulit menyadari, memahami, dan menghayati ekspresi kesenian yang bersifat verbal, material, maupun musik yang ditampilkan (Compton, 1984).

Kesulitan tersebut berasal dari kerumitan untuk memahami tanda-tanda nonverbal yang ditampilkan, yang umumnya tidak kita sadari. Demikian juga dengan tidak memadainya latar belakang kita untuk memahami simbolisme religi dan mitologi yang hidup disuatu daerah, tempat pertunjukan tradisional itu terjadi.
Sebagian dari media rakyat ini, meskipun bersifat hiburan dapat juga membawa pesan-pesan pembangunan. Hal ini dapat terjadi karena media tersebut juga menjalankan fungsi pendidikan pada khalayaknya. Oleh karena itu, ia dapat digunakan untuk menyampaikan pengetahuan kepada khalayak(warga masyarakat). Ia dapat juga menanamkan dan mengukuhkan nilai-nilai budaya, norma sosial, dan falsafah sosial (Budidhisantosa, dalam Amri Jahi 1988).
Walaupun demikian, bertolak belakang dengan keoptimisan ini, para ahli memperingatkan bahwa tidak seluruh media tradisional cukup fleksibel untuk digunakan bagi maksud-maksud pembangunan. Karena memadukan yang lama dan yang baru tidak selamanya dapat dilakukan dengan baik. Kadang-kadang hal semacam ini malah merusak media itu, sehingga kita harus waspada (Dissanayake, 1977). Masalah-masalah dihadapi dalam penggunaan seni pertunjukkan tradisional untuk maksud pembangunan, sebanrnya ialah bagaimana menjaga agar media tersebut tidak mengalami kerusakan. Oleh karena pertunjukkan tradisional ini memadukan berbagai unsur kesenian yang bernilai tinggi, yang menuntut kecanggihan maka dukungan seni sangat penting dalam medesain pesan-pesan pembangunan yang akan disampaikan (Siswoyo, dalam Amri Jahi 1988).
Meskipun banyak kesulitan yang dihadapi dalam menyesuaikan penggunaan media tradisional bagi kepentingan pembangunan, riset menunjukkan bahwa hal itu masih mungkin dilakukan. Pesan-pesan pembangunan dapat disisipkan pada pertunjukkan-pertunjukkan yang mengandung percakapan, baik yang bersifat monolog maupun dialog, dan yang tidak secara kaku terikat pada alur cerita. Wayang misalnya, salah satu pertunjukkan tradisional yang terdapat di jawa, Bali, dan daerah-daerah lain di Indonesia, yang dapat dimanfaatkan sebagai media penerangan pembangunan. Pertunjukkan biasanya menampilkan episode-episode cerita kepahlawanan Hindu seperti Ramayana dan Mahabarata. Pertunjukkan wayang biasanya disampaikan dalam bahasa daera misalnya bahasa jawa, Sunda, atau Bali yang diiringi nyanyian dan musik yang spesifik. Bagi orang-orang tua yang masih tradisional, wayang lebih daripada sekedar hiburan. Mereka menganggap wayang sebagai perwujudan moral, sikap, dan kehidupan mistik yang sakral. Pertunjukkan tersebut selalu menekankan perjuangan yang baik melawan yang buruk. Biasanya yang baik setelah mkelalui perjuangabn yang panjang dan melelahkan akan mendapat kemenangan. Disamping itu moralitas wayang mengajarkan juga cara memperoleh pengetahuan, kedamaian pikiran, dan sikap positif yang diperlukan untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Episode-episode cerita wayang cukup ketat. Namun, pesan-pesan pembangunan masih dapat disisipkan dalam dialog-dialog yang dilakukan. Banyak episode wayang yang dapat dipilih dan dipertunjukkan dalam kesempatan-kesempatan tertentu. Misalnya, untuk menumbuhkan semangat rakyat dalam perang kemerdekaan, mengisi kemerdekaan, integrasi bangsa, dan sebagainya. Pada zaman revolusi kemerdekaan Indonesia (1945-1949) Departemen Penerangan menciptakan wayang suluh untuk melancarkan kampanye perjuangan. Mereka menampilkan tokoh-tokoh kontemporer seperti petani, kepala desa, pejuang, serdadu Belanda, Presiden Sukarno, dan sebagainya. Wayang suluh ini, pada dasarnya, menceritakan perjuangan para pemimpin dan rakyat Indonesia menuju Kemerdekaan.









BAB III
PENUTUP

Di berbagai daerah di Indonesia, media komunikasi tradisional tampil dalam berbagai bentuk dan sifat, sejalan dengan variasi kebudayaan yang ada di daerah-daerah itu. Misalnya, tudung sipulung (duduk bersama), ma’bulo sibatang (kumpul bersama dalam sebuah pondok bambu) di Sulawesi Selatan (Abdul Muis, 1984) dan selapanan (peringatan pada hari ke-35 kelahiran) di Jawa Tengah, boleh dikemukan sebagai beberapa contoh media tradisional di kedua daerah ini.
Ditinjau dari aktualitasinya, ada seni tradisional seperti wayang purwa, wayang golek, ludruk, kethoprak, dan sebagainya. Saat ini media tradisional telah mengalami transformasi dengan media massa modern. Dengan kata lain, ia tidak lagi dimunculkan secara apa adanya, melainkan sudah masuk ke media televisi (transformasi) dengan segala penyesuaiannya. Misal acara seni tradisional wayang kulit yang disiarkan oleh oleh suatu televisi swasta.











DAFTAR PUSTAKA

Amri Jahi, 1988, Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga, PT Gramedia, Jakarta
Nurudin, 2004, Sistem Komunikasi Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

FiRst LovE

Saigo no kisu wa
Tabako no flavor ga shita
Nigakute setsunai kaori

Ashita no imagoro niwa
Anata wa doki ni irun darou
Dare wo omotterun darou

You are always gonna be my love
Itsuka dareka to mata koi ni ochitemo
I'll remember to love
You taught me how
You are always gonna be the one
Ima wa mada kanashii love song
Atarashii uta utaeru made

Tachidomaru jikan ga
Ugokidasou to shiteru
Wasuretakunai koto bakari

Ashita no imagoro niwa
Watashi wa kitto naiteru
Anata wo omotterun darou

You will always be inside my heart
Itsumo anata dake no basho ga aru kara
I hope that I have a place in your heart too
Now and forever you are still the one
Ima wa mada kanashii love song
Atarashii uta utaeru made

You are always gonna be my love
Itsuka dareka to mata koi ni ochitemo
I'll remember to love
You taught me how
You are always gonna be the one
Mada kanashii love song
Now and forever

Memaknai Kebangkitan Nasional dan Reformasi

Dalam dua hari terakhir, yakni pada 20 dan 21 Mei 2008, bangsa Indonesia baru saja memeringati satu abad Kebangkitan Nasional, serta 10 tahun reformasi sejak jatuhnya rezim Orde Baru pada 21 Mei 1998 yang lalu.Dua momen penting dan bersejarah tersebut terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja oleh bangsa yang tengah dilanda krisis multidimensi ini. Untuk itu, dalam balutan dua momen penting tersebut, perkenankan penulis untuk mengajak segenap elemen bangsa ini untuk merefleksi kembali makna Kebangkitan Nasional dan Reformasi, sehingga hakekat makna serta semangat Kebangkitan Nasional dan Reformasi tetap tertancap kuat dalam hati sanubari setiap individu masyarakat negeri ini.

Kebangkitan Nasional, yang dipelopori oleh gerakan Boedi Oetomo sejak tahun 1908, sejatinya mengajak segenap elemen bangsa untuk kembali menengok ke dalam diri sendiri, menggali potensi, menguak kedigdayaan yang dimiliki oleh bangsa ini untuk terlepas dari segala bentuk penindasan, kesewenang-wenangan, ketidakadilan serta penistaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang dilakukan oleh para penjajah.Bangsa ini telah lama terlelap dalam tidur panjangnya diserta serangkaian mimpi buruk tentang kegamangan hidup, ketidakpastian masa depan serta kekerdilan di bawah belenggu penjajahan.

Boedi Oetomo menggerakkan bangsa ini, membangunkannya dari tidur panjang untuk bangkit dan melawan segala bentuk penindasan dan kesewenang-wenangan, sehingga bangsa ini terbebas dari penjajahan di segala sendi kehidupan.Ibarat kata pepatah, “Roma tidak dibangun dalam satu hari”. Ternyata perjuangan Boedi Oetomo membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menuai hasilnya. Karena, bangsa Indonesia baru benar-benar terbebas dari penjajah dan memroklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka 37 tahun kemudian, yakni pada 17 Agustus 1945. Sebuah penantian panjang yang melelahkan.

Semangat Nasionalisme
Apa sesungguhnya yang mendasari bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa dan budaya ini mampu melakukan perjuangan dalam kurun waktu yang begitu panjang?Jawaban yang sangat logis adalah adanya semangat nasionalisme yang tinggi dari segenap elemen bangsa. Sense of belonging, rasa memiliki sebuah bangsa menjadi landasan utama bagi perjuangan segenap masyarakat negeri ini.

Semangat nasionalisme ini menemukan pijakannya yang sangat kuat sejak dilangsungkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Ketika itu, komponen muda sebagai garda depan penggagas semangat nasionalisme ini mengukuhkan satu tekad bulat tanpa membedakan ragam suku, budaya maupun bahasa. Semua terangkum dalam satu kesatuan, yakni tekad menegakkan sebuah bangsa bernama Indonesia.Kenyataan inilah yang memompa semangat nasionalisme serta menggugah kesadaran setiap individu masyarakat negeri ini untuk berjuang bersama melawan penjajah. Kekompakan dan semangat kebersamaan ini pada gilirannya mengantarkan bangsa ini pada sebuah nikmat yang tiada tara, yakni kemerdekaan.

Era Reformasi
Kurang lebih setengah abad setelah bangsa ini merdeka, tepatnya pada 21 Mei 1998, Presiden kedua republik ini, Soeharto, yang telah berkuasa selama 32 tahun sejak dilantik pada tahun 1966, dilengserkan oleh komponen generasi muda yang dalam hal ini tergabung dalam gerakan mahasiswa angkatan ’98.

Gerakan mahasiswa beserta para tokoh reformasi menumbangkan rezim kekuasaan Orde Baru yang kental dengan nuansa korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Seperti halnya semangat nasionalisme pada kebangkitan nasional, semangat reformasi yang menghendaki adanya perubahan berusaha mengikis segala bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan penindasan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang dilakukan oleh penguasa Orde Baru selama tiga dasa warsa terakhir.Reformasi menghendaki sebuah kondisi yang lebih baik, mengandaikan sebuah negara yang bersih dari budaya KKN, menghapus segala bentuk ketidakadilan dan kesewenang-wenangan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kini, setelah sepuluh tahun reformasi bergulir, cita-cita untuk mewujudkan sebuah negara yang bersih dari KKN, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan serta menghargai hak-hak kemanusiaan masih belum terlihat jelas.Labilitas kondisi bangsa Indonesia masih terus berlanjut. Berbagai persoalan melingkupi hampir seluruh sendi kehidupan; sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum dan pelbagai sendi kehidupan lainnya yang semakin menambah panjang derita bangsa ini.Persoalan-persoalan sosial seperti kerusuhan, kriminalitas, pengangguran, perjudian dan prostitusi, serta berbagai masalah sosial lainnya menjadi pemandangan sehari-hari masyarakat negeri ini. Di bidang budaya, krisis moralitas semakin menggejala.

Pornoaksi dan pornografi merajalela. Kebebasan disalah artikan sehingga tidak jarang justru menjadi ‘kebablasan’. Nilai-nilai normatif, terlebih lagi nilai-nilai agama sudah tidak diindahkan.Kenyataan yang menyesakkan dada, bahkan yang sangat dirasakan oleh masyarakat negeri ini adalah berkaitan dengan masalah ekonomi. Melambungnya harga-harga kebutuhan pokok seiring naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), serta ulah para pejabat di pelbagai instansi pemerintah yang masih melanggengkan praktek korupsi semakin menyengsarakan rakyat banyak.

Di sisi lain, kehidupan politik pun setali tiga uang. Demi melanggengkan atau mencapai kekuasaan, segala hal dihalalkan. Adu jotos antaranggota dewan kerap mewarnai sejumlah sidang, tindakan represif aparat dengan menangkapi para demonstran yang, tidak jarang disertai dengan tindak kekerasan semakin menunjukkan sikap angkuh pemerintah, sekaligus membuka mata kita bahwa pemerintah belum dewasa dalam berpolitik.

Harapan terakhir bangsa ini disandarkan penegakan supremasi hukum. Ironisnya, hukum yang tujuannya untuk memberikan keadilan sosial untuk semua (social justice for all), saat ini justru dapat dieksploitasi sesuai dengan cita rasa kekuasaan. Para eksploitator dengan seenaknya menggunakan kekuasaan untuk mempertahankan kepentingan mereka.Kondisi bangsa yang semakin terpuruk ini, hendaknya menggugah kesadaran pemerintah serta para pejabat negara untuk menata kembali niat suci reformasi yang sudah diselewengkan dari tujuan yang sesungguhnya.

Agenda reformasi berupa pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), perbaikan sistem ekonomi, penataan kembali sistem politik, serta penegakan supremasi hukum perlu segera dilaksanakan. Sehingga, makna suci reformasi yang telah mengalami pendistorsian dari makna yang sesungguhnya, dapat ditegakkan kembali sesuai dengan hakekat yang sesunguhnya.

Negeri 10th Reformasi dan 100th Indonesia BISA..!!!

Awal bulan ini menjadi sangat mencekam karena fenomena baru akan segera tiba, dimana harga-harga melambung sementara take home pay tidak mencukupi. Kenaikan BBM–menurut Menko Perekonomian Budiono minimal 20% yang dinilai tidak akan mengurangi daya beli masyarakat (masyarakat tetap beli tapi menjerit), Wapres Yusuf Kalla juga sangat menyakini bahwa angka kemiskinan tidak akan bertambah seiring naiknya BBM–adalah biang dari melambungnya harga-harga kebutuhan mulai dari bahan pangan, sebagai kebutuhan individu hingga kembang kempisnya dunia industri yang mengkonsumsi BBM dalam jumlah besar, bisa dibayangkan fenomena PHK akan kembali mencuat seiring dengan jeritan para pengusaha disektor industri tersebut.

Tarif angkutan umum mulai dari angkot sampai taksi tidak ketinggalan untuk ikutan naik, wajar, wong mereka pakai BBM, kecuali pakai air laut atau angin, murah banget.

Pemerintah menggalakan hemat energi di segala bidang, pada kenyataannya pemerintah belum bisa memaksakan program hemat energi sebagai alat survive dari kiamat yang makin dekat.

Daya serap dunia kerja terhadap potensi-potensi yang idle masih dirasa kurang, kaum jobless masih banyak sementara harga tempe dan sayuran yang biasa mereka makan bakal merangkak naik. Inikah yang dijanjikan oleh reformasi yang telah bergulir selama 10 tahun. Penulis berpikir ini adalah akibat dari demokrasi dan era kebebasan yang kebablasan, tidak ada yang bisa mengendalikan arahnya.

Masyarakat Indonesia lagi-lagi dituntut untuk membeli dengan harga tinggi, bangsa diajarkan hidup di negara maju dimana semua harga serba mahal, apa negeri ini akan disamakan dengan negeri Paman Sam itu?

Beberapa fenomena menarik yang terjadi pada detik-detik kenaikan BBM adalah, mereka yang pintar dan cerdas mengakali BBM dengan sumber daya energi alternatif, ini berarti mereka jadi kreatif seperti diberitakan Good Morning edisi Kami, 22/05/2008 di Trans TV. Tapi mereka yang tidak pintar dan cerdas memilih jalan alternatif untuk menyudahi kehidupannya dengan bunuh diri. Media televisi gak bosan-bosan menyiarkan orang mati bunuh diri karena himpitan ekonomi.

Pagi ini di Detik.com Indonesia kehilangan salah satu penemu blue energi (menjadikan potensi air sebagai energi alternatif) Joko Suprapto, mabes polri merasa belum diperintah dan tidak ada delik aduan apa yang bisa diperbuat.

Kalau saja Indonesia tidak merasa hutang budi dan dapat mandiri membangun bangsanya, Indonesia pasti sejahtera, berapa banyak tenaga ahli Indonesia yang tidak difasilitasi oleh negara, padahal mereka dapat mengolah air banjir di Jakarta beberapa waktu lalu menjadi air siap minum hanya dalam waktu tidak lebih dari 1 (satu) jam. dengan demikian Indonesia tidak perlu repot-repot menjalin kerjasama dengan Thames dan Palyja untuk mengelola air di Ibukota dan propinsi lainnya. apa ini karena pemerintahnya takut miskin tanpa bantuan kapitalis asing yang kejam itu.

Anak bangsa yang ahli dibiarkan membusuk di laboratoriumnya sendiri. Akhirnya, dengan berpatokan pada adagium klasik “Berhentinya Air jadi penyakit” mereka coba untuk melangkah keluar dari negeri ini dan menjadi tenaga ahli di luar negeri. daripada sekedar masturbasi dengan teori-teorinya di laboratorium sendiri.

Mengenaskan nasib bangsa ini, padahal baru saja kemarin diselenggarakan 100 tahun kebangkitan dengan semboyan Indonesia Bisa!!.

Lama-lama anak bangsa ini menjadi apatis dengan konsep negara ini, hidup di negara ini bukan sekedar sakit hati karena tidak difasilitasinya keahlian oleh negara, tapi juga BISA GILA…!!!

Negeri 10th Reformasi dan 100th Indonesia BISA..!!!

Awal bulan ini menjadi sangat mencekam karena fenomena baru akan segera tiba, dimana harga-harga melambung sementara take home pay tidak mencukupi. Kenaikan BBM–menurut Menko Perekonomian Budiono minimal 20% yang dinilai tidak akan mengurangi daya beli masyarakat (masyarakat tetap beli tapi menjerit), Wapres Yusuf Kalla juga sangat menyakini bahwa angka kemiskinan tidak akan bertambah seiring naiknya BBM–adalah biang dari melambungnya harga-harga kebutuhan mulai dari bahan pangan, sebagai kebutuhan individu hingga kembang kempisnya dunia industri yang mengkonsumsi BBM dalam jumlah besar, bisa dibayangkan fenomena PHK akan kembali mencuat seiring dengan jeritan para pengusaha disektor industri tersebut.

Tarif angkutan umum mulai dari angkot sampai taksi tidak ketinggalan untuk ikutan naik, wajar, wong mereka pakai BBM, kecuali pakai air laut atau angin, murah banget.

Pemerintah menggalakan hemat energi di segala bidang, pada kenyataannya pemerintah belum bisa memaksakan program hemat energi sebagai alat survive dari kiamat yang makin dekat.

Daya serap dunia kerja terhadap potensi-potensi yang idle masih dirasa kurang, kaum jobless masih banyak sementara harga tempe dan sayuran yang biasa mereka makan bakal merangkak naik. Inikah yang dijanjikan oleh reformasi yang telah bergulir selama 10 tahun. Penulis berpikir ini adalah akibat dari demokrasi dan era kebebasan yang kebablasan, tidak ada yang bisa mengendalikan arahnya.

Masyarakat Indonesia lagi-lagi dituntut untuk membeli dengan harga tinggi, bangsa diajarkan hidup di negara maju dimana semua harga serba mahal, apa negeri ini akan disamakan dengan negeri Paman Sam itu?

Beberapa fenomena menarik yang terjadi pada detik-detik kenaikan BBM adalah, mereka yang pintar dan cerdas mengakali BBM dengan sumber daya energi alternatif, ini berarti mereka jadi kreatif seperti diberitakan Good Morning edisi Kami, 22/05/2008 di Trans TV. Tapi mereka yang tidak pintar dan cerdas memilih jalan alternatif untuk menyudahi kehidupannya dengan bunuh diri. Media televisi gak bosan-bosan menyiarkan orang mati bunuh diri karena himpitan ekonomi.

Pagi ini di Detik.com Indonesia kehilangan salah satu penemu blue energi (menjadikan potensi air sebagai energi alternatif) Joko Suprapto, mabes polri merasa belum diperintah dan tidak ada delik aduan apa yang bisa diperbuat.

Kalau saja Indonesia tidak merasa hutang budi dan dapat mandiri membangun bangsanya, Indonesia pasti sejahtera, berapa banyak tenaga ahli Indonesia yang tidak difasilitasi oleh negara, padahal mereka dapat mengolah air banjir di Jakarta beberapa waktu lalu menjadi air siap minum hanya dalam waktu tidak lebih dari 1 (satu) jam. dengan demikian Indonesia tidak perlu repot-repot menjalin kerjasama dengan Thames dan Palyja untuk mengelola air di Ibukota dan propinsi lainnya. apa ini karena pemerintahnya takut miskin tanpa bantuan kapitalis asing yang kejam itu.

Anak bangsa yang ahli dibiarkan membusuk di laboratoriumnya sendiri. Akhirnya, dengan berpatokan pada adagium klasik “Berhentinya Air jadi penyakit” mereka coba untuk melangkah keluar dari negeri ini dan menjadi tenaga ahli di luar negeri. daripada sekedar masturbasi dengan teori-teorinya di laboratorium sendiri.

Mengenaskan nasib bangsa ini, padahal baru saja kemarin diselenggarakan 100 tahun kebangkitan dengan semboyan Indonesia Bisa!!.

Lama-lama anak bangsa ini menjadi apatis dengan konsep negara ini, hidup di negara ini bukan sekedar sakit hati karena tidak difasilitasinya keahlian oleh negara, tapi juga BISA GILA…!!!

Objek wisata

Kolam Pemandian Cibulan (Kuningan, Jawa Barat)

Pengantar
Kabupaten Kuningan, yang terletak di baratdaya Gunung Ciremai, Jawa Barat, memiliki banyak objek wisata, baik wisata alam, sejarah maupun budaya. Salah satu di antara sekian banyak objek wisata tersebut adalah kolam pemandian Cibulan. Kolam pemandian ini terletak di Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, sekitar 7 kilometer dari Kota Kuningan atau 28 kilometer dari Kota Cirebon. Objek wisata Cibulan merupakan salah satu objek wisata tertua di Kuningan. Obyek wisata ini diresmikan pada 27 Agustus 1939 oleh Bupati Kuningan saat itu, yaitu R.A.A. Mohamand Achmad.

Sebagai catatan, selain di Cibulan, terdapat tiga tempat rekreasi sejenis di Kuningan, yaitu: Kolam Linggarjati di kompleks Taman Linggarjati Indah, Kecamatan Cilimus; Kolam Cigugur, di Kecamatan Cigugur; dan Kolam Darma Loka di Kecamatan Darma.

Untuk menuju lokasi pemandian Cibulan, dari Cirebon dapat menggunakan angkutan umum jenis “elf” dengan tarif antara Rp3.000,00-Rp4.000.00 per orang. Namun, jika dari terminal Kuningan dapat menggunakan angkutan kota jurusan Cirendang-Cilimus, dengan taris antara Rp2000,00--Rp3.000,00 per orang.

Kondisi Kolam
Di dalam objek wisata ini terdapat dua kolam besar yang berbentuk persegi panjang. Kolam pertama berukuran 35x15 meter persegi dengan kedalaman sekitar 2 meter. Sedangkan, kolam kedua berukuran 45x15 meter persegi yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berkedalaman 60 sentimeter dan bagian kedua berkedalaman 120 sentimeter. Kedua kolam ini selalu dikuras sekali dalam dua minggu, atau bisa lebih. Hal itu bergantung kebersihan air. Setiap kolamnya dihuni oleh puluhan ikan yang berwarna abu-abu kehitaman dan disebut sebagai kancra bodas atau ikan dewa (cyprinus carpico). Ukurannya berbagai macam mulai dari yang panjangnya 20-an sentimeter hingga 1 meter. Ikan Dewa adalah sejenis ikan yang dikeramatkan oleh penduduk di sekitar wilayah Desa Manis Kidul karena dipercaya mempunyai keistimewaan tertentu.

Menurut cerita yang berkembang di kalangan Masyarakat Desa Manis Kidul dan masyarakat Kuningan pada umumnya, ikan dewa yang ada di kolam Cibulan ini konon dahulunya adalah prajurit-prajurit yang membangkang atau tidak setia pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi. Singkat cerita, prajurit-prajurt pembangkang tersebut kemudian dikutuk oleh Prabu Siliwangi sehingga menjadi ikan. Konon ikan-ikan dewa ini dari dulu hingga sekarang jumlahnya tidak berkurang maupun bertambah. Apabila kolam dikuras, ikan-ikan ini akan hilang entah kemana, namun saat kolam diisi air, mereka akan kembali lagi dengan jumlah seperti semula. Terlepas dari benar atau tidaknya legenda itu sampai saat ini tidak ada yang berani mengambil ikan ini karena ada kepercayaan bahwa barang siapa yang berani mengganggu ikan-ikan tersebut akan mendapatkan kemalangan.

Meski semua kolam itu dihuni puluhan ikan kancra bodas atau ikan dewa, kolam-kolam di Cibulan dibuka sebagai kolam pemandian umum. Tempat rekreasi ini dilengkapi pula dengan fasilitas khas tempat pemandian, seperti tempat ganti pakaian, 6 buah kamar kecil dan 2 buah kamar mandi untuk tempat bilas seusai berenang.

Selain kolam dengan ikan dewanya yang jinak, di sudut barat pemandian ini juga terdapat tujuh sumber mata air yang dikeramatkan yang bernama Tujuh Sumur. Tujuh mata air ini berbentuk kolam-kolam kecil yang masing-masing mempunyai nama tersendiri, yaitu: Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pengabulan, Sumur Cirancana, Sumur Cisadane, Sumur Kemudahan, dan Sumur Keselamatan. Di antara ketujuh sumur itu, konon ada salah satu sumur yang berisikan Kepiting Emas, yaitu Sumur Cirancana. Apabila ada orang yang sedang mujur dan dapat melihat wujud dari Kepiting Emas itu, maka segala keinginannya akan terkabul.

Tujuh mata air itu terletak mengelilingi sebuah petilasan yang konon merupakan petilasan Prabu Siliwangi ketika ia beristirahat sekembalinya dari Perang Bubat. Petilasan itu berupa susunan batu seperti menhir dan dua patung harimau loreng (lambang kebesaran Raja Agung Pajajaran). Tujuh sumur dan petilasan Prabu Siliwangi ini sering dikunjungi orang untuk berziarah, terutama pada malam Jumat Kliwon atau selama bulan Maulud dalam penanggalan Hijriah. Mereka percaya bahwa air di tempat itu akan membawa berkah dan dapat mengabulkan permohonan mereka.

Air di Cibulan selalu bersih, bening, sejuk, dan melimpah, meskipun pada musim kemarau panjang. Itulah sebabnya, selain sebagai tempat rekreasi, Cibulan juga dijadikan sebagai sumber air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kuningan dan dimanfaatkan Pertamina untuk memasok kebutuhan air bersih di dua kompleks miliknya, yaitu Padang Golf Ciperna di Kota Cirebon, dan Kantor Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat (DOH JBB) di Klayan, Kabupaten Cirebon.

Obyek Wisata Cibulan yang dikelola oleh Pemerintah Desa Manis Kidul ini setiap minggunya mendapat pemasukan rata-rata mencapai Rp1.500.000,00. Uang sebesar itu didapat dari penjualan tiket masuk seharga Rp2.000,00 untuk orang dewasa dan Rp.1.000,00 untuk anak-anak. Namun, pada saat Lebaran jumlah pemasukan bisa mencapai Rp.50.000.000,00 per minggu karena jumlah pengunjungnya naik puluhan kali lipat dibanding hari-hari biasa. Selama masa Lebaran ini harga tiket masuk dinaikkan menjadi Rp3.000,00 untuk orang dewasa dan Rp1.500,00 untuk anak-anak.

Kolam pemandian Cibulan juga menjadi sumber pendapatan bagi penduduk Desa Manis Kidul dengan menjadi pedagang asongan atau membuka warung makan di sekitar tempat itu. Saat ini terdaftar 20 warung permanen di luar kompleks kolam dan 14 pedagang asongan resmi yang diizinkan berjualan di dalam kompleks kolam. Mereka kebanyakan menjual minuman ringan dan makanan kecil serta makanan ikan berupa kacang atom dan ikan wader. (gufron)

Sumber:
http://www.kompas.com

http://kuningan-online.blogspot.com

http://www.pbase.com

http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=156129&actmenu=46

http://kuningankab.go.id/node/246/print

http://www.ikastara.org

http://asep.wordpress.com

Trik-Trik Presentasi

Trik-trik Dalam Presentasi




Untuk membuat dan menyajikan presentasi yang bagus dan
menarik, ada beberapa faktor yang perlu Anda perhatikan,
yaitu :
- Pemilihan aplikasi pembuatan presentasi
- Perencanaan materi presentasi
s- Penguasaan aspek teknis
- Teknik penyajian presentasi

Pemilihan aplikasi pembuatan presentasi


Dewasa ini, aplikasi pembuatan presentasi terbagi dalam
beberapa kategori. Perbedaan utama yang dimiliki masing-
masing jenis aplikasi umumnya terletak pada output file yang
dihasilkan dan media penyajian presentasi yang diakomodasi
oleh aplikasi terkait. Kategori jenis, output file, dan media
penyajian presentasi antara lain meliputi :

Aplikasi Office


Penggunaan aplikasi office disarankan bagi pembuatan
dokumen presentasi secara cepat dan praktis, dengan
materi
presentasi yang singkat dan ringkas. Integritas aplikasi office
memungkinkan penyajian grafik, tabel, dan data dapat
dilakukan secara mudah. Fleksibilitas penyajian output file
sangat tinggi, mengingat secara umum setiap komputer
memiliki aplikasi office di dalamnya. Microsoft PowerPoint
merupakan contoh aplikasi yang sangat lazim digunakan
untuk kebutuhan ini.

Aplikasi Multimedia


Penggunaan aplikasi multimedia disarankan bagi pembuatan
dokumen presentasi yang interaktif, otomatis, dan berdaya
tarik. Penggunaan efek, animasi, objek grafis, serta materi
audio dan video menjadi lebih optimal jika dirangkai melalui
aplikasi jenis ini. Flesibilitas penyajian output presentasi
sedikit terbatas. Umumnya output file yang dihasilkan
memerlukan aplikasi bantu tertentu untuk menunjang
penyajiannya. Hal ini dapat diatasi penyaji dengan selalu
menyiapkan source player multimedia pada kemasan modul

presentasinya. Macromedia Flash, merupakan contoh aplikasi
yang lazim digunakan untuk kebutuhan ini.

Aplikasi Dokumentasi


Penggunaan aplikasi dokumentasi disarankan bagi
pembuatan dokumen presentasi dengan materi detail dan
komprehensif. Aplikasi jenis ini mampu mempertahankan
konsistensi presisi tampilan dan menyediakan fasilitas
proteksi pada content dokumen. Fleksibilitas penyajian output
file sangat tinggi, bahkan bersifat multi platform (dapat
diakses dari berbagai sistem operasi). Selain itu, output file
dapat dipertukarkan dan disajikan secara aman melalui
beberapa metode (misalnya via internet). Tool PDF Maker
seperti Adobe Acrobat, atau HTML Editor seperti Microsoft
FrontPage merupakan beberapa alternatif aplikasi yang dapat
Anda gunakan.

Berdasarkan output dan media presentasi yang didukung oleh
jenis aplikasi presentasi di atas, Anda dapat memperkirakan
aplikasi mana yang
paling sesuai dengan kebutuhan
pembuatan dokumen presentasi Anda.

Perencanaan materi presentasi


Perencanaan dokumen presentasi merupakan hal paling
mendasar yang perlu Anda persiapkan. Beberapa di
antaranya adalah :

Tentukan tema dan tujuan secara spesifik


Meskipun Anda dimungkinkan menyusun satu dokumen
presentasi dengan kandungan yang sangat komprehensif
untuk berbagai keperluan, namun hal ini tidak disarankan.
Pastikan Anda memiliki dokumen presentasi tersendiri
dengan tema, tujuan dan misi, serta target audience
penyajian presentasi yang spesifik.

Susun kerangka materi presentasi


Ibarat merencanakan sebuah karya tulis yang dituangkan
dalam sebuah kerangka karangan, maka presentasi yang
baik juga harus memiliki kerangka materi yang dituangkan
dalam poin-poin presentasi. Susun poin-poin utama
presentasi, estimasikan jumlah dan koherensi slide-slide
Anda, temasuk
pertimbangan perlunya referensi-referensi
pendukung.

Kumpulkan materi utama dan pendukung


Pengumpulan materi dapat Anda persiapkan dari awal. Anda
dapat mulai merangkum sumber-sumber materi yang akan
Anda tuangkan. Pilih koleksi file gambar, audio, atau video
sebagai objek pendukung. Siapkan tabel, grafik, dan data
pendukung jika diperlukan.

Tentukan aplikasi pembuat presentasi yang tepat


Berdasarkan perencanaan, kerangka, dan kumpulan materi
yang telah Anda siapkan di awal, maka Anda dapat memilih
aplikasi pembuat presentasi yang tepat bagi penuangan
materi presentasi Anda. Baca kembali tip pada bagian awal
untuk memastikannya.

Manfaatkan aplikasi penunjang


Inovasi di bidang perangkat lunak dewasa ini sangat
beragam. Anda dapat memanfaatkan aplikasi tertentu untuk
keperluan tertentu. Pada dasarnya, output akhir yang Anda
persiapkan melalui aplikasi penunjang selalu
dapat Anda
integrasikan ke dalam slide presentasi. Di samping
memanfaatkan aplikasi penunjang bagi penyusunan materi,
Anda sebaiknya juga melengkapi diri dengan berbagai
aplikasi bantu bagi penyajian presentasi.

Tentukan output sesuai dengan kebutuhan


Tentukan output akhir presentasi Anda berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan yang telah diulas di bagian awal.
Jika memungkinkan, pilih output akhir yang paling fleksibel,
sehingga Anda mudah menyajikan, mengekspor, atau
mengonversikan formatnya ke dalam output lainnya jika
diperlukan.

Penguasaan aspek teknis


Selain menguasai aspek pembuatan sebuah dokumen
presentasi melalui aplikasi tertentu, akan lebih ideal jika
Anda
juga memahami berbagai hal berkaitan dengan aspek teknis
seputar penyajian presentasi. Beberapa di antaranya adalah
tentang perangkat-perangkat yang diperlukan dalam
menyajikan sebuah presentasi, perangkat pendukung
yang
dapat Anda pilih, serta teknik-teknik penggunaannya.
Beberapa hal yang sebaiknya Anda pahami atara lain :

Pemilihan perangkat komputer


Peran komputer penyaji sangat dominan bagi kelancaran
sebuah sesi presentasi. Pertimbangan pemilihan perangkat
komputer antara lain mengenai spesifikasi teknis komputer,
jenis atau tipe komputer, kelengkapan perangkat teknologi
yang terpasang, serta sistem operasi dan aplikasi penunjang
yang ada di dalamnya.

Pemilihan media simpan


Media simpan tidak hanya terbatas pada harddisk yang ada di
dalam PC Anda. Pertimbangkan segi portabilitas, flesibilitas,
dan mobilitas media simpan bagi dokumen presentasi Anda.
Pertimbangkan pemakaian keping optical disk, USB Flash
Memory, atau bahkan server jaringan atau hosting internet.

Pemilihan perangkat display


Perangkat display presentasi tidak hanya terbatas pada OHP.
Pertimbangkan penggunaan LCD
Projector, DLP Projector,
atau Dual / Multi Monitor untuk berpresentasi. Tentukan juga
jenis screen yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

Pemilihan perangkat pendukung


Sound system yang memadai adalah syarat mutlak bagi
penyajian presentasi. Tentukan jenis perangkat sound system
yang fleksibel namun berkemampuan optimal. Pertimbangkan
juga pemakaian laser pointer untuk mendampingi sesi
presentasi Anda. Sediakan camera pada ruang presentasi
untuk keperluan dokumentasi Anda, terlebih jika Anda ingin
mendistribusikan kembali moment-moment presentasi yang
cukup penting untuk kolega Anda.

Teknik penyajian presentasi


Sebagus apapun materi presentasi Anda, selengkap apapun
perangkat presentasi yang tersedia, semua akan sia-sia jika
teknik penyajian presentasi Anda tidak menarik. Beberapa tip
yang kami berikan antara lain :

Kuasai teknik-teknik penyajian presentasi


Temukan
teknik-teknik tertentu, seperti bagaimana
menyajkan presentasi melalui beberapa monitor, bagaimana
menyembunyikan sajian slide secara temporer untuk
mengalihkan perhatian audience dari screen ke pembicaraan
Anda, termasuk bagaimana mengemas slide presentasi agar
dapat berjalan secara otomatis atau dapat diakses via
internet.

Simulasikan presentasi Anda sesering mungkin


Jika perlu, gunakan fasilitas Timer yang tersedia pada
aplikasi penyaji presentasi untuk memastikan ketepatan
waktu pemaparan setiap slide presentasi Anda.

Lengkapi sajian presentasi dengan materi
tambahan


Anda dapat mencetak dan mendistribusikan lembar handout,
membagikan CD materi presentasi, atau bahkan
menyertakan materi pendukung bagi audience. Hal ini dapat
meminimalkan pecahnya perhatian audience karena harus
mencatat poin-poin dan paparan Anda, menghindari tidak
tertangkapnya sebagian materi presentasi yang
Anda sajikan,
dan tentunya menjadi salah satu media penyebaran bagi visi
dan misi penyajian presentasi Anda.

Makalah Dasar-dasar Humas

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR) adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan program-program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.

Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah dicapainya.

Public relation atau hubungan masyarakat masih merupakan bidang baru terutama di Indonesia. Lahirnya public relations seperti yang dipraktekan sekarang ialah karena adanya kemajuan-kemajuan dalam berbagai macam bidang itu. Kemajuan yang sekaligus merupakan juga kekuatan-kekuatan dalam masyarakat, memisahkan manusia kedalam berbagai kelompok atau golongan, yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri dan berusaha untuk mencapai tujuan itu dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka untuk menciptakan kerja sama, public relations merupaka suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini, dimana orang-orangnya bergerak diberbagai bidang, misalnya dalam bidang industri, perusahaan, pendidikan, pemerintahan, kerokhanian, social ekonomi, politik perburuan dan sebagainya.

Banyak orang tidak percaya dan sulit mempercayai bahwa humas bermanfaat bagi organisasi atau lembaganya, anggapan itu dikarenakan kesalahan penerapan humas itu sendiri, penerapan humas terkadang cenderung tidak terintegrasi dengan bagian yang lain, dan tidak terencana dengan baik , padahal humas tidak beda dengan fungsi manajemen yang lainnya, yang memerlukan perencanaan, pengorganisasian, aksi dan evaluasi, dalam arti kerja humas haruslah terencana dengan baik, dan dirumuskan tujuannya serta ditentukan tingkat keberhasilannya.

Pendekatan public relations memang tidak harus dilihat semata-mata sebagai aparat kelembagaan, seperti dalam wujud Bagian Humas atau Biro Humas. Yang utama, memang, penerapannya sebagai metode komunikasi oleh tiap karyawannya. Mengingat diperlukan waktu panjang untuk mengusahakan tiap karyawan mampu menerapkan public relations sebagai metode komunikasi dalam kehidupan dan kegiatan sehari-harinya, hadirnya public relations sebagai lembaga di lingkungan pemerintah kabupaten dan kota masih diperlukan.

Selain dua pendekatan itu, masih dimungkinkan pendekatan ketiga yakni peran humas dirangkap top manager atau perangkat pemerintah lain. Kemungkinan lainnya, pemerintah mempekerjakan konsultan jasa di bidang public relations yang berada di luar struktur pemerintahan, terus-menerus atau secara insidental.

Dalam era ini humas sebagai salah satu fungsi manajemen dalam lingkungan pemerintah kabupaten atau kota perlu tetap dipertahankan bahkan harus ditingkatkan perannya. Peningkatan perannya dengan jalan memperbarui dan menyesuaikan konsep humas pemerintah yang selama ini kita kenal, dan menerapkan konsep public relations dalam manajemen modern selaras tuntutan dan tantangan era Orde Reformasi, era Masyarakat Informasi dan era Otonomi Daerah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Humas dan Opini Publik

1. Hubungan Masyarakat (Publik relations)

Kegiatan-kegitan Humas

Kegitan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbol komunikasi,verbal maupun nonverbal.Kegiatan komunikasi verbal,sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal,artikel,progress report,menulis untuk presentasi,menulis untuk pers (press release),membuat rekomendasi dan sebagainya.Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers,guest guide/open huose.announcer,presenter,desk informations dan sebagainya.Kegiatan komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran,seminar,special event,riset/peneliian,pers kliping dan sebagainya.

Kegiatan terbesar humas adalah menulis,editing,media relations,special event,berbicara,produksi,riset,programming dan konsultasi.Sedangkan penggunaan kegiatan yang menggunakan wakti terbesar adalah untuk koordinasi,perencanaan dan negosiasi

Kegiatan-kegiatan kehumasan meliputi;

· customer relations seperti membangun hubungan baik dengan pihak luar,maksudnya menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan public dan hubungan dengan konsumen.

· Employee relations, seperti membangun hubungan antara pimpinan dengan bentuk kerjasama dan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan.

· Community relations, seperti membangun hubungan baik dengan pihak-pihak yang selama ini telah melakukan kerja sama dengan perusahaan yang kita wakili, menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar perusahaan dan komunitas-komunitas masyarakat tertentu.

· Government relations, seperti menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah.

· Media Relations, seperti menjalin hubungan baik dengan media, karna kerja humas tidak akan pernah berhasil tanpa adanya kerjasama yang baik dengan media, jadi hubungan itu harus dijaga dengan baik dan tidak ada yang dirugikan.

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang humas adalah:

· Menyalahgunakan kepercayaan, ini dapat berupa membocorkan rahasia, korupsi dll

· Memberikaninformasi-informasiyang tidak dapat dipertanggungjawabkan, yang sumbernya tidak jelas dan tidak dapat dicek.

· Mengadakan kerja sama dengan individu atau kelompok yang dapat merugikan individu-individu lainnya, baik dari segi moral maupun segi lainnya.

· Menggunakan metode-metode, cara-cara, teknik-teknik manipulasi yang dapat mengakibatkan sseorang atau orang akan kehilangan kebebasannya untuk bertindak sebagai respons terhadap tindakan-tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Fungsi Humas

Dalam buku Public Relations : Teori dan Praktek yang ditulis oleh Djanalis Djanaid (1993) disebutkan dua fungsi PR yaitu :

1. Fungsi Konstruktif

Dianalogikan sebagai “penata jalan “.Jadi, humas merupakan “garda” terdepan yang dibelakangnya terdiri dari “rombongan” tujuan-tujuan perusahaan.Peranan humas dalam hal ini mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi untuk mengetahui kepentingan publik,mengevaluasi perilaku publik maupun organisasi untuk direkomendasikan kepada manajemen,menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian,percaya dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik atau organisasi yang diwakilinya.

2. Fungsi Korektif

Berperan sebagai pemadam kebakaran,yakni apabila sebuah organisasi atau lembaga terjadi masalah-masalah atau krisis dengan publik,maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesaikannya masalah tersebut.

Sementara Cutlip and Center mengatakan bahwa fungsi PR meliputi hal-hal berikut

  1. 1Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
  2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan.
  3. Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum.
  4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik,baik internal maupun eksternal.

Peranan Petugas Humas

Peranan humas dapat dibedakan menjadi 2 yakni peranan manajerial yang dikenal dengan peranan di tingkat messo (manajemen) dapat diuraikan menjadi 3 peranan,yakni expert pereciber communication,problem solving process facilitator dan communicatoin facilitator dan juga peranan teknis .Sehingga bisa dijelaskan lebih jauh terdapat 4 peranan yakni :

  1. expert pereciber communication

Petugas PR DIANGGAP SEBAGAI ORANG AYNG AHLI.Dia menasehati pimpinan perudahaan/organisasi.Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan dokter dan pasien.

  1. Problem solving process facilitator

Yakni petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen/krisis.Dia menjadi anggota tim bahkan bila tidak memungkinkan menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen.

  1. Communicatoin facilitator

Petugas humas sebagai fasilitayor atau jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan sebagai media atau penegah bila ada misscommunication.

4. Technician Communication

Petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi yang menyediaka layanan di bidanh humas.

Bidang Humas

· Tulisan-tulisan humas (dan berbagai bentuk atau isi dari komunikasi kreatif humas lainnya seperti jurnal-jurnal internal dan kaset video tentang organisasinya) harus sepenuhnya factual dan informative,serta tidak boleh melebih-lebihkan seperti yang sering kita temukan pada tulisan-tulisan iklan(free of puffery).Untuk menjamin kredibilitas,kegiatan-kegiatan humas haruslah bersifat edukatif ,jauh dari nuansa emosional atau dramatic (seperti naskah iklan)dan menghindari kecenderungan memuji diri sendiri.Oleh karena itu,[penulisan naskah humas memerlukan keterampilan yang berbeda dari yang dituntut dari naskah iklan.

· Humas juga dipakai oleh berbagai organisasi yang tidak terlibat dalam periklanan.Sebagai contoh dinas kepolisian tidak mengiklankan jasa pengamanan,namun mereka senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan humas agar seluruh anggota masyarakat mengetahui keberadaan dan fungsinya.

· Humas terutama berurusan dengan para editor dan produser di media.

· Humas dialamatkan pada segenap golongan atau kelompok orang yang kepadanya suatu organisasi harus berkomunikasi.Mereka boleh jadi bukan pembeli barang atau jasa perusahaan tersebut,akan tetapi memiliki arti yang sangat penting bagi para perusahaan atau organisasi yang bersangkutan ;misalnya saja investor atau para pekerja.

· Komponen-komponen pokok biaya pada humas adalah untuk sewa ruang ,siaran dan produksi.Pada humas biaya terbesr adalah waktu karena humas sifatnya padat karya,ditambah ongkos-ongkos produksi seperti untuk mencetak jurnal-jurnal intern atau membuat kaset video mengenai perusahaan.

· Media yang dipakai humas jauh lebih beragam,bahkan masih ditambah lagi dengan media-media yang diciptakannya sendiri seperti jurnal intern, slide, video, tape, pameran-pameran tentang perusahaan, bahkan pendidikan,seminar dan sponsor.Yang disebut belakangan kini menjadi alat humas kian penting.

· Imbal jasa yang diterima oleh konsultan humas bergantung terutama pada biaya yang dihitunh berdasarkan waktu yang telah dihabiskannya untuk melayani klien dan mereka jarang menerima komisi ataupun potongan harga dari pihak media.

· Mayoritas personal atau tenaga kerja professional dibidang humas tidak bekerja dikantor konsultan melainkan diperusahaan atau organisasi lainnya (di divisi / departemen humas yang menjadi salah satu bagian dari struktur organisasi yang bersangkutan). Oleh sebab itu adalah keliru jika ada anggapan bahwa dunia humas didominasi oleh para konsultan, betapa pun kiprah mereka memang tampak begitu menonjol. Aktor yang memegang peran utama dalam dunia humas pada umumnya adalah professional yang bekerja di perusahaan selain konsultan humas.

· Sasaran utama humas bertujuan menciptakan saling pengertian diantara segenap khalayaknya (khalayak dalam humas bias berarti para anggota atau pegawai organisasi itu sendiri) mengenai kedudukan perusahaan atau citra yang tepat tentang produk atau jasanya

Tugas Humas


Ada 3 tugas humas dalam organisasi yang berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi humas yakni :

1. Menginterpretasikan , menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik,kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi.

2. Mempetemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik.

3. Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga,khususnya yang berkaitan dengan publik.

2. Opini Publik

Opini Publik adalah sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama yang berhubngan dengan arah opini, pengukuran intensitas, stabilitas, dukungan informasional dan dukungan sosial

Menurut Emory Bogardus, opini public adalah hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi yang dilakukan didalam masyarakat demokratis. Opini public bukan merupakan seluruh jumlah pendapat individu-individu yang dikumpulkan. Dengan demikian berarti :

a) Opini public itu bukan merupakan kata sepakat.

b) Tidak merupakan jumlah pendapat yang dihitung secara numerical. , berapa jumlah orang terdapat dimasing-masing pihak,, sehingga mayoritas opini dapat disebut sebagai opini public.

c) Opini public hanya dapat berkembang dinegara-negara demokratis dimana terdapat kebebasan bagi tiap individu untuk menyatakan pendapatnya dengan lisan, tertulis, gambar-gambar, isyarat dan lambang-lambang lainnya yang dapat dimengerti

Dalam praktik kehumasan dalam menciptakan opini public ada 3 cara,yaitu sebagai berikut :

a . Tekanan (pressure)

Lebih banyak menggunakan pengaruh,baik secara individu yang mempunyai kewibawaan/charisma pribadi maupun berdasarkan kekuasaan jabatan atau kekuasaan tertentu.

b. Membeli (buying)

Sama dengan “membeli suara” alias menyogok dengan sejumlah uang (money politic) agar bias memperoleh dukungan,cara inin sering dipergunakan dalam kehidupan masyarakat dalam pemilihan kepala desa dan sebagainya ,termasuk kegiatan orsospol dalam pemilu untuk mencati dukungan suara lebih banyak.Kegiatan membeli suara opinipublik ini juga diperlukan dalam rapat pemegamg saham di perusahaan, termasuk pihak pejabat humas (PRO) dalam berupaya menjaga publisitas di media pers atau citra lembaga/institusi di mata masyarakat dan pers dengan cara membelikan “amplop” kepada oknum wartawan yang selama ini telah dibina dalam aktivitas di lingkungan instansinya masing-masing

c . Bujukan/ persuasi (persuasive)

Yang paling tepat atau wajar dalam aktivitas peranan PR dalam membentuk atau merekayasa opini public,yaitu dengan cara membujuk

Proses Pembentukan Opini Publik

Proses terbentuknya opini publik melalui beberapa tahapan yang menurut Cutlip dan Center ada empat tahap, yaitu :

1. Ada masalah yang perlu dipecahkan sehingga orang mencari alternatif pemecahan.

2. Munculnya beberapa alternatif memungkinkan terjadinya diskusi untuk memilih alternatif

3. Dalam diskusi diambil keputusan yang melahirkan kesadaran kelompok.

4. Untuk melaksanakan keputusan, disusunlah program yang memerlukan dukungan yang lebih luas.

Opini publik sudah terbentuk jika pendapat yang semula dipertentangkan sudah tidak lagi dipersoalkan. Dalam hal ini tidak berarti bahwa opini publik merupakan hasil kesepakatan mutlak atau suara mayoritas setuju, karena kepada para anggota diskusi memang sama sekali tidak dimintakan pernyataan setuju. Opini publik terbentuk jika dalam diskusi tidak ada lagi yang menentang pendapat akhir karena sudah berhasil diyakinkan atau mungkin karena argumentasi untuk menolak sudah habis.

Berdasarkan terbentuknya opini publik, kita mengenal opini publik yang murni. Opini publik murni adalah opini publik yang lahir dari reaksi masyarakat atas suatu masalah (isu). Sedangkan opini publik yang tidak murni dapat berupa :

    1. Manipulated Public Opinion, yaitu opini publik yang dimanipulasikan atau dipermainkan dengan cerdik
    2. Planned Public Opinion, yaitu opini yang direncanakan
    3. Intended Public Opinion, yaitu opini yang dikehendaki
    4. Programmed Public Opinion, yaitu opini yang diprogramkan
    5. Desired Public Opinion, yaitu opini yang diinginkan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Publik

Opini publik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

1. Pendidikan

Pendidikan, baik formal maupun non formal, banyak mempengaruhi dan membentuk persepsi seseorang. Orang berpendidikan cukup, memiliki sikap yang lebih mandiri ketimbang kelompok yang kurang berpendidikan. Yang terakhir cenderung mengikut.

2. Kondisi Sosial

Masyarakat yang terdiri dari kelompok tertutup akan memiliki pendapat yang lebih sempit daripada kelompok masyarakat terbuka. Dalam masyarakat tertutup, komunikasi dengan luar sulit dilakukan.

3. Kondisi Ekonomi

Masyarakat yang kebutuhan minimumnya terpenuhi dan masalah survive bukan lagi merupakan bahaya yang mengancam, adalah masyarakat yang tenang dan demokratis.

4. Ideologi

Ideologi adalah hasil kristalisasi nilai yang ada dalam masyarakat. Ia juga merupakan pemikiran khas suatu kelompok. Karena titik tolaknya adalah kepentingan ego, maka ideologi cenderung mengarah pada egoisme atau kelompokisme.

5. Organisasi

Dalam organisasi orang berinteraksi dengan orang lain dengan berbagai ragam kepentingan. Dalam organisasi orang dapat menyalurkan pendapat dan keinginannya. Karena dalam kelompok ini orang cenderung bersedia menyamakan pendapatnya, maka pendapat umum mudah terbentuk.

6. Media Massa

Persepsi masyarakat dapat dibentuk oleh media massa. Media massa dapat membentuk pendapat umum dengan cara pemberitaan yang sensasional dan berkesinambungan.

B. Konseptualisasi Humas

1.Hubungan dengan public Intern

a. Hubungan dengan karyawan

Fungsi humas berkisar pada kegiatan menciptakan dan mewujudkan hubungan yang harmonis antara pimpinan organisasi dengan karyawan .Ini dilakukan dengan membinas hubungan yang sudah baik dan upaya mencegah terjadinya hubungan yang retak dan ini dilaksanakan dengan komunikasi.Komunikasi dapat dilakukan oleh kahumas secara lisan maupun media yang berlangsung secara timbale balik.Dengan keterampilan berkomunikasi,kahumas dapat menjadi mediator untuk menyalurkan perasaan para karyawan kepada pimpinan,di lain pihak sebagai motivator untuk membangkitkan daya juang untuk berpartisipasi.

b.Hubungan dengan pemegang saham

Pembinaan merupakan kegitan komunikasi yang menjadi tugas kahumas (Stocjholder relation) antara lain sbb :

· Menyatakan selamat pada pemegang saham baru

· Mengirimkan berkala organisasi

· Menyampaikan laporan tahunan

2.Hubungan dengan public ekstern

Publik ekstern sebagai sasaran humas tersdiri atas orang-orang /masyarakat di luar organisasi,baik yang ada kaitannya dengan organisasi maupun yang diharapkan/diduga ada kaitannya dengan organisasi.

a.Hubungan dengan pelanggan

Pekerjaaan humas tidak hanya berjisar pada kegiaaaatan publikasi,tetapi juga kegitan penyelidikan yang tidak jauh berbeda dengan spionase.Dengan terlibatnya kahumas dalam perang propaganda antara perusahaan-perusahaan saingannya,ia harus cekatan dan terampil dalam berkomunikasi dan dalam memantau kegiatan lawan.Ia bersama staff harus membiasakan diri setiap hari membaca surat kabar dan penerbitan lain,mendengarkan radio terutama radio swasta niaga yang biasa mwenyiarkan iklan dan menonton televise untuk mengetahui kalau ada propaganda dari perusahaan lawan yang cenderung merebut public yang telah dibinanya.

b.Hubungan dengan Komunitas

Definisinya menurut Wilbur J.(Bill) Peak :Merupakan fungsi hubungan masyarakat yang merupakan partisipasi suatu lembaga yang berencana,aktif dan sinambung dengan dan di dalm suatu komunitas untuk memelihara dan membina lingkugannya demi keuntungan dua pihak,lembaga dan komunitas.

Dalam hal ini kahumas sebagai pelaksanaanya yang bersifat partisipatif. Pentingnya kegiatan berkomunikasi dalam pembinaan hubungan dengan komunitas bagi seorang humas tidak hanya dengan penduduk sekitar,tetapi juga dengan pimpinan organisasi antara lain untuk meyakinkan pentingnya partisipasi benda atau dana dari organisasi untuk melakukan kegiatan

Cutlip dan Center dalam bukunya Effective Public Relation mengatakan bahwa dalm rangka pelaksanaan hubungan dengan komunitas,penting diketahui apa yang didambakan komunitas bagi kesejahteraan,apa yang diharapkan dati organisasi sebagai urunan untuk kesejahteraannya itu dan bagaimana cara menilai kontribusi tersebut.

c.Hubungan dengan pemerintah

1. Menguasai peraturan-peraturan pemerintah

Perpustakaan bagian humas suatu organisasi harus dilengkapi dengan buku,risalah,catatan dan lain-lain yang bersangkutan dengan peraturan pemerintah.Oleh karena itu pula kahumas perlu menetapkan seorang petugas untuk menangani hal tersebut secara khusus karena data seperti itu harus disusun sedemikian rupa sehingga apabila pimpinan organisasi membutuhkannya,dapat dilayani secara cepat dan tepat.Kahumas harus menguasai peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka mencegah terjadinya kegiatan organisasi yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah.Ia juga harus banyak memberi masukan kepada pimpinan untuk bahan pembuatan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan tanpa diminta.

2. Membina hubungan dengan instansi pemerintah

Maksudnya adalah mengakrabkan diri dengan pimpinan instansi pemerintah setempat,setidak-tidaknya dengan humas instansi yang bersangkutan.Tujuan Pembinaan itu adalah,di satu pihak untuk melancarkan hubungan kerja bilamana suatu ketika diperlukan,memperlicin permohonan kalau suatu waktu diajukan,mempermudah pemecahan masalah jika suatu asat terjadi salah pengertian.

d. Hubungan dengan media massa

Maknanya adalah terbinanya hubungan kahumas dengan orang-orang media massa,seperti redaktur surat kabar dan majalah,wartawan televisi dan radio atau reporter televisi.Kahumas perlu membina hubungan yang akrab dengan media massa agar segala sesuatu yang menyangkut penyebaran informasi kepada public ekstern berjalan lancar.Dalam rangka pembinaan hubungan dengan media massa itu,khususnya pembinaan hubungan dengan pers perlu mendapat perhatian istimewa karena pers terutama menyiarkan berita sedangkan media elektronik biasanya menyiarkan hiburan.

Pers khususnya danmedia massa umumnya dapat dimanfaatkan oleh kahumas dengan berbagai cara antara lain dengan :

  • Jumpa pers (Press Conference)
  • Wisata pers (Press Tour)
  • Siaran pers (Press Release) :Siaran pers mencakup publistas amat penting dalam kehumasan karena informasi diseberluaskan oleh media massa tanpa membayar sama sekali.
  • Periklanan (Advertising) :Kehumas perlu membayar jika memasang iklan.

Sikap kahumas yang menunjukkan rasa simpati dam empati kepada insane-insan media dengan menyentuh manusiawinya akan membuat kedua pihak menjadi akrab yang pada gilirannya akan menimbulkan keuntungan pada organisasi yang diwakili kahumas itu.

C. Ruang Lingkup Humas

1. Humas Pemerintahan

Humas Pemerintahan pada dasarnya tidak bdersifat politis. Bagian humas di pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka. Mereka memberi informasi secara teratur tentang kebijakan, rencana-rencana, serta hasil-hasil kerja institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan dan segala sesuatunya yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Selain keluar humas pemerintahan dan politik juga harus memungkinkan untuk memberi masukan dam saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi, baik yang sedang dilaksanakan, akan dilaksanakan ataupun yang sedang diusulkan.

Tugas pemerintah memang sangat berat , sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai public dengan kepentingan yang sangat kompleks pula. Hal ini memang tidak lepas pula dari “karakteristik”yang melekat dalam setiap program pemerintah antara lain sbb :

1. Program pemerintah ditujukan untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan yang beragam.

2. Seringkali hasilnya abstrak,yang sulit dilihat dalm waktu dekat bahkan panjang sekalipun karena sifatnya yang integral dan berkesinambungan.

3. Progaram pemerintah selalu mendapat pengawasasn dari berbagai kalangan,terutama pers, LSM dan sebagainya.Mereka sangat berperan dalam proses penyadaran masyarakatmengenai permasalahan mereka.

Karakterstik itulah yang dapat dijadikan latar belakang mengapa humas pemerintahan perlu diterapkan dan dikembangkan secara professional.Namun tugas yang berat tersebut ternyata masih ditambah dengan hambatan penerapan humas yang ideal di pemerintahan.

Dengan demikian,ada dua sisi yang melatar belakangi perkembangan humas pemerintahan

  • Sisi pentingnya humas bagi pemerintahan
  • Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh humas pemerintahan.

2.Humas Industri dan bisnis

Kesadaran masyarakat tentang pengaruh keputusan industri dan bisnis terhadap hal-hal di atas dan masyarakat sebagai sasaran market industri dan bisnis di sisi yang lain, menimbulkan kesadaran kalangan industri dan bisnis untuk memperhatikan dan melibatkan peranan masyarakat terhadap keputusan mereka. Sehingga ada hibungan timbal balik yang merupakan ciri dan konsep humas. Mereka berdua pada akhirnya memiliki kesadaran dan tanggungjawab dalam memelihara ketertiban, pertahanan, konservasi alam dan ekonomi. Dari sisi manajemen (perusahaan),hal ni memerlukan perhatian yanh lebih untuksenantiasa memberitahu masyarakat terhadap masalah-masalah,alasan-alasan dan pembenaran atas keputusan-keputusan manajemen. Sebaliknya, mereka juga harus mengetahui lebih banyak tentang masyarakat dam kepentingan mereka atau kepentingan golongan –golonagn khusus, yakni yang dapat mempengaruhi dampak terhadap industri dan bisnis.

Latar belakang diatas turut pula mempengaruhi berkembangnya humas industridan bisnis. Beberapa penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi : hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketinh yang pada akhirnya melahirkan terapan marketing PR hubungan dengan pemegang saham, hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru, hubungan dengan komunitas, hubungan dengan perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan pemerintahan.

3.Humas Sosial

a.Humas penegak hukum

Termasuk dalam hal ini humas yang berada dalm kepolisian karena kepolisian telah menjadi perhatian masyarakat dalm hubungannya terhadap kelompok minoritas, hak warga Negara, penyalahgunaan obat bius, kejahatan, ketertiban umum dan sebagainya. Sebagai hasilnya banyak golongan penegak hokum merasa perlu untuk membentuk grup-grup penasihat warga Negara dan merangkap sebagai pejabat humas untuk bekerjasama dengan mereka dan para media massa. Singkatnya, penegak hokum perlu mendengarkan dan tanggap terhadap kepentingan umum supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan baik.

b.Humas Profesi

Maksud penerapannya adalah untuk mendapat pengakuan dan keprofesionalan dan publikasi tentang apa yang telah mereka lakukan bagi kepentingan umum. Kampanye kesehatan,sadar hokum,mass information,prrengumpulan dan, publikasi perkembangan teknologi kedokteran dan terobosan-terobosan baru hasil penelitian, pengalaman dramatisdalam mencari berita,produksi dan pemutaran film-film profesi adalah contoh penerapan humas profesi dokter, pengacara, waatawan, artis dan sebagainya.

c.Humas Organisasi Sukarela

Peranannya untuk merancang suatu program humas yang progresif, termasuk di dalamnya mengadakan hubungan dengan pers.

d.Humas organisasi Internasional

Lahirnya humas Internasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di dalam segala bidang, misalnya perkembangan di bidang pariwisata, komunikasi, tukar-menukar di bidang pendidikan dan sebagainya. Semua itu memungkinkan terjadinya kontak atau hubungan antarnegara.Dengan demikian, untuk memelihara hubungan yang baik antara satu Negara dengan Negara yang lain humas memegang peranan penting.

Suatu contoh penerapan humas internasional selain hubungan antarnegara adalah adanya konfrensi tingkat dunia yang dihadiri oleh banyak negara.Humas organisasi internasional menghadapi problema yang sama denagn organisasi lainnya,namun medannya jauh lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung : Penerbitan PT. Citra Aditya Bakti

Kusunastuti,Frida. 2001. Dasar-Dasar Humas . Jakarta : Ghalia Indonesia

http:// peran kerja humas.com/

http://adimarhaen.multiply.com/journal/item/23/Ruang_Publik_Politis_Komunikasi_Politis_dalam_Masyarakat_Majemuk

www. Public relations.com