Selasa, 27 Mei 2008

pemimpin = buah simalakama???

Dalam sela-sela obrolan santai keluarga antara ayah dan anak yang mengomentari berita di TV.
Ayah: iya sih… memang sekarang keadaan serba susah
Anak: tapi beliau kmrn ngmg terkesan solusi pemerintah jalan terbaik SATU2nya kasian aja pemerintah kok mikirnya sempit ;))
Ayah: ada yang bilang ini buah simalakama..
Ayah: yang skrg sebenarnya harus benar-2 dipikirkan adalah Energi alternatif
Ayah: supaya kita selalu bergantung BBM
Anak: lagipula pemerintah blm berusaha kuat utk mentriger itu ;))
Anak: fokus utama malah ke BLT yg notabene pemerintah akui bukan jadi solusi
Ayah: pemerintah cuma selalu mau berusaha
Ayah: tapi tidak tindak lanjut
Anak: pemerintah krg visioner
Ayah: setuju, bukan kurang tapi tidak punya visioner
Ayah: tidak punya konsep
Ayah: tidak punya konsep secara jangka panjang.
Ayah: hanya mau mengatasi jangka pendek dan sangat insidentil
Ayah: iya,,,
Dikutip dari tulisan “Beban berat sebagai konsekuensi status” di buku LaTahzan. Di buku tersebut disebuat bahwa di antara tuntutan kehidupan dunia yang melelahkan adalah kedudukan. Seorang salih pernah berkata kepada anaknya, ‘Janganlah Anda menjadi kepala (pemimpin) sebab kepala banyak menahan rasa nyeri’ Maksudnya dari ucapan tersebut bahwa jangan terlalu senang menonjolkan diri dan ingin menjadi pemimpin. Sebab kritikan, umpatan, pelecehan, dan serangan itu sasarannya tak lain hanyalah orang-orang yang berada di barisan paling depan”
Jadi, apakah menjadi pemimpin seperti makan buah simalakama???

1 komentar:

tokoonlineobat.com mengatakan...

makasih untuk bacaannya...